Klasifikasi Status Gizi pada Anak dan Indikatornya
Status gizi merupakan indikator penting dalam menilai kondisi kesehatan seseorang atau suatu populasi. Status gizi yang baik merupakan hasil dari keseimbangan antara asupan nutrisi yang cukup dan kebutuhan nutrisi tubuh yang terpenuhi. Namun, status gizi seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Oleh karena itu, diperlukan klasifikasi status gizi untuk membantu mengidentifikasi kondisi gizi seseorang atau suatu kelompok masyarakat. Berikut adalah ulasan tentang klasifikasi status gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya berdasarkan Kuliah Ilmu Gizi Samarinda.
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Salah satu metode yang umum digunakan untuk klasifikasi status gizi adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT adalah pengukuran yang menggambarkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan seseorang. Rumus IMT diperoleh dari membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter) kuadrat (IMT = berat badan / tinggi badan^2).
Berdasarkan nilai IMT, status gizi seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Gizi Kurang (Underweight): IMT < 18,5
- Gizi Normal (Normal weight): IMT 18,5 – 24,9
- Overweight (Kelebihan berat badan): IMT 25 – 29,9
- Obesitas: IMT ≥ 30
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT ini biasanya digunakan untuk populasi dewasa, sedangkan untuk anak-anak atau remaja, diperlukan kriteria yang berbeda sesuai dengan kelompok umur dan jenis kelamin.
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Z Score Indeks Pertumbuhan
Selain IMT, klasifikasi status gizi juga dapat dilakukan dengan menggunakan Z score Indeks Pertumbuhan. Z score adalah suatu metode yang membandingkan nilai individu dengan nilai rujukan atau standar populasi yang sama. Indeks Pertumbuhan yang sering digunakan dalam klasifikasi status gizi anak adalah panjang/tinggi badan menurut umur (P/U) dan berat badan menurut umur (W/U), serta berat badan menurut panjang/tinggi badan (W/P).
Berdasarkan Z score Indeks Pertumbuhan, klasifikasi status gizi anak adalah sebagai berikut:
- Gizi Buruk (Severely wasted): Z score < -3
- Kurang Gizi (Wasted): Z score -3 hingga -2
- Gizi Normal (Normal): Z score -2 hingga +1
- Berisiko Obesitas (At risk of overweight): Z score +1 hingga +2
- Obesitas: Z score > +2
Klasifikasi status gizi berdasarkan Z score Indeks Pertumbuhan ini dapat membantu dalam mengidentifikasi anak yang mengalami gizi buruk atau gizi kurang, serta anak yang memiliki risiko obesitas. Z score merupakan alat yang digunakan untuk membandingkan pertumbuhan anak dengan standar pertumbuhan populasi sebanyak satu atau dua standar deviasi di atas atau di bawah nilai rujukan.
Nilai Z score yang lebih rendah dari -3 menunjukkan bahwa anak mengalami gizi buruk yang sangat serius, sedangkan nilai Z score antara -3 hingga -2 menunjukkan anak mengalami kurang gizi. Nilai Z score antara -2 hingga +1 menunjukkan bahwa anak memiliki status gizi normal, sedangkan nilai Z score antara +1 hingga +2 menunjukkan anak berisiko mengalami obesitas. Dan nilai Z score di atas +2 menunjukkan anak mengalami obesitas.
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Asupan Nutrisi
Klasifikasi status gizi juga dapat dilakukan berdasarkan asupan nutrisi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Nutrisi yang penting untuk diklasifikasikan dalam status gizi antara lain protein, energi, vitamin, dan mineral. Status gizi berdasarkan asupan nutrisi dapat dikategorikan sebagai:
- Gizi Baik: Asupan nutrisi memenuhi atau melebihi kebutuhan tubuh
- Gizi Cukup: Asupan nutrisi mencukupi kebutuhan tubuh namun belum optimal
- Gizi Kurang: Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh
- Gizi Buruk: Asupan nutrisi sangat kurang, menyebabkan kerugian fungsi tubuh
- Klasifikasi status gizi berdasarkan asupan nutrisi ini penting untuk membantu mengidentifikasi apakah seseorang atau suatu populasi memperoleh nutrisi yang cukup atau belum, serta apakah ada kekurangan nutrisi yang dapat mempengaruhi status gizi.
Kesimpulan
Masih ada banyak lagi tentang klasifikasi status gizi, terutama pada anak serta indikatornya. Apabila status gizi seorang anak tidak baik, dapat mengakibatkan gangguan gizi atau masalah dalam perkembangannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengukur dan membaca hasil status gizi anak.
Bagi Anda yang ingin mempelajari segala sesuatunya terkait klasifikasi status gizi, dapat mengambil Kuliah Ilmu Gizi Samarinda STIKes Husada Borneo. Untuk informasi selengkapnya, silahkan kunjungi stikeshb.ac.id atau laman Instagram STIKes Husada Borneo.