Ketahui Komplikasi Transfusi Darah, Dapat Membahayakan Kesehatan!
Transfusi darah adalah tindakan medis krusial yang membantu menyelamatkan nyawa individu yang mengalami kehilangan darah. Meskipun demikian, sama seperti prosedur medis lainnya, penting untuk memahami bahwa prosedur ini juga memiliki potensi resiko seperti komplikasi transfusi darah.
Dalam artikel ini, kita akan melihat berbagai komplikasi yang dapat terjadi selama atau setelah transfusi darah. Pemahaman ini penting untuk memastikan keberhasilan dari prosedur ini.
Komplikasi Transfusi Darah
Berikut adalah beberapa komplikasi umum yang dapat terjadi selama atau setelah transfusi darah:
Febrile non hemolytic transfusion reaction (FNHTR)
Komplikasi ini seringkali ditandai dengan gejala seperti menggigil, demam ringan, dan terkadang dapat disertai sakit kepala dan nyeri punggung. Gejala ini biasanya muncul selama atau setelah transfusi darah dan dapat membuat penerima darah merasa tidak nyaman.
Penyebabnya adalah reaksi antara antibodi dalam darah penerima dengan antigen pada sel darah putih pada produk darah donor. Reaksi ini biasanya terjadi karena perbedaan dalam golongan darah atau perbedaan dalam sistem Human Leukocyte Antigen.
Reaksi Hemolitik Akut
Reaksi Hemolitik Akut adalah jenis komplikasi transfusi darah yang serius dan mengancam jiwa. Penyebabnya adalah ketidakcocokan golongan darah ABO antara penerima dan donor darah.
Dalam reaksi ini, antibodi dalam sistem kekebalan tubuh penerima menyerang dan menghancurkan sel darah merah yang diberikan oleh donor. Gejalanya bisa mencakup dyspnea (kesulitan bernapas), demam, menggigil, kemerahan wajah, nyeri parah, dan bahkan gagal ginjal atau kegagalan organ lainnya.
Graft Versus Host Disease (GVHD)
Ini adalah kondisi yang dapat terjadi setelah transplantasi sumsum tulang atau transplantasi sel punca hematopoietik. GVHD terjadi ketika sel-sel darah limfosit yang berasal dari donor, yang seringkali disebut sebagai “graft”, menyerang dan merusak jaringan tubuh penerima yang kekebalan tubuhnya melemah setelah transplantasi.
Selain komplikasi di atas, masih ada beberapa komplikasi lain termasuk Transfusion-Associated Circulatory Overload (TACO), Transfusion-Related Acute Lung Injury (TRALI), hingga reaksi alergi.
Untuk mencegah dan mengatasi komplikasi transfusi darah, penting untuk mendeteksi gejala yang mengarah pada reaksi transfusi sejak dini, segera melaporkannya kepada bank darah atau petugas medis, dan memberikan perawatan yang sesuai.
Apabila Anda tertarik pada bidang ini dan ingin menjadi profesional Bank Darah, mempertimbangkan untuk meneruskan pendidikan di jurusan D3 Bank Darah Kalsel STIKes Husada Borneo adalah pilihan yang menarik. Ikuti @stikeshb di Instagram dan dapatkan konten-konten menarik lain seputar dunia kesehatan.