
Waspada Kanker Hati: Penyebab yang Paling Sering Terjadi
Kanker hati merupakan salah satu penyakit yang sering muncul tanpa gejala berarti pada tahap awal, sehingga banyak penderita baru mengetahuinya ketika kondisi sudah cukup parah. Di Indonesia, kasus kanker hati termasuk tinggi dibandingkan beberapa negara lain di Asia Tenggara. Pola hidup, kebiasaan makan, hingga riwayat infeksi tertentu menjadi faktor penyebab yang jarang disadari masyarakat.
Penyebab Utama Kanker Hati di Indonesia
Salah satu penyebab terbanyak kanker hati di Indonesia adalah infeksi hepatitis B dan hepatitis C. Kedua jenis infeksi ini dapat berlangsung dalam jangka panjang tanpa gejala, tetapi secara perlahan merusak sel-sel hati. Ketika kerusakan berlangsung terus menerus, risiko berkembang menjadi sirosis meningkat, yang pada akhirnya menjadi faktor utama pemicu kanker hati.
Indonesia termasuk negara dengan jumlah kasus hepatitis B yang cukup tinggi. Penularannya bisa terjadi sejak bayi melalui proses persalinan, maupun melalui kontak darah yang terkontaminasi. Meski vaksin telah tersedia dan menjadi bagian dari imunisasi nasional, masih banyak masyarakat yang tidak menyadari status kesehatannya sehingga deteksi dini menjadi tantangan tersendiri.
Selain hepatitis, konsumsi alkohol berlebihan juga menjadi faktor penting. Meskipun persentase konsumsi alkohol di Indonesia tidak setinggi negara barat, kerusakan hati akibat alkohol tetap menjadi penyebab kanker hati pada sebagian pasien, terutama yang tinggal di kota besar.
Faktor Risiko Tambahan yang Memperburuk Kondisi
Selain penyebab utama seperti infeksi virus hepatitis, terdapat beberapa faktor risiko lain yang memengaruhi perkembangan kanker hati. Salah satunya adalah paparan aflatoksin, zat berbahaya yang dihasilkan oleh jamur tertentu pada makanan seperti kacang dan biji-bijian yang disimpan di tempat lembap. Di beberapa daerah, paparan aflatoksin masih cukup sering terjadi karena proses penyimpanan pangan yang kurang higienis.
Obesitas dan diabetes juga berperan dalam meningkatkan risiko. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan perlemakan hati non-alkoholik (NAFLD) yang dalam tahap lanjut berkembang menjadi NASH (non-alcoholic steatohepatitis). Saat peradangan berlangsung lama, kerusakan hati semakin parah dan peluang munculnya kanker hati meningkat.
Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan tinggi lemak, kurang bergerak, dan merokok turut memperburuk fungsi hati. Banyak orang tidak menyadari bahwa hati bekerja keras memproses racun dalam tubuh setiap hari. Ketika bebannya terlalu berat, kerusakan dapat terjadi lebih cepat.
Mengapa Kanker Hati Sering Terlambat Terdeteksi?
Salah satu tantangan besar dalam penanganan kanker hati adalah minimnya gejala pada tahap awal. Banyak penderita baru merasakan keluhan ketika kondisi sudah memburuk, misalnya muncul nyeri perut kanan atas, penurunan berat badan drastis, atau menguningnya kulit dan mata (jaundice). Pada tahap lanjut, kanker hati biasanya lebih sulit ditangani karena sel kanker telah menyebar atau fungsi hati sudah sangat menurun.
Di Indonesia, deteksi dini sering terkendala karena rendahnya kesadaran masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Bahkan pasien hepatitis kronis pun tidak selalu melakukan pemeriksaan lanjutan secara teratur. Imbasnya, kanker sering baru ditemukan melalui pemeriksaan lanjutan ketika gejala signifikan mulai muncul.

Pencegahan dan Langkah Awal yang Bisa Dilakukan
Kabar baiknya, kanker hati sebenarnya dapat dicegah melalui beberapa langkah yang cukup sederhana. Vaksinasi hepatitis B adalah cara paling efektif menurunkan risiko penyakit ini sejak dini. Selain vaksin, skrining hepatitis bagi orang dewasa, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga atau perilaku berisiko, sangat dianjurkan.
Menjaga pola makan sehat, membatasi konsumsi makanan yang berpotensi mengandung aflatoksin, serta menghindari alkohol juga dapat menurunkan risiko kerusakan hati. Selain itu, menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga membantu mencegah penyakit perlemakan hati yang dapat berujung pada kanker. Kesadaran untuk memeriksakan kondisi hati secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko, adalah langkah kunci mencegah kanker hati berkembang menjadi parah.
Kesimpulan
Kanker hati adalah penyakit serius yang sering berkembang tanpa gejala berarti, namun risiko utamanya sebenarnya dapat dicegah melalui vaksinasi, deteksi dini, dan gaya hidup sehat. Memahami penyebab dan faktor risikonya menjadi langkah awal untuk melindungi diri dan keluarga dari penyakit ini.
Bagi yang ingin melanjutkan pendidikan jurusan perekam dan informasi kesehatan Kaltim, STIKes Husada Borneo merupakan salah satu institusi pendidikan yang dapat dipertimbangkan. Kampus ini menyediakan program studi yang sesuai dan mendukung pengembangan wawasan di bidang tersebut. Informasi pendaftaran secara lengkap bisa kamu dapatkan di stikeshb.ac.id atau Instagram @stikeshb.
Sumber
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b
https://www.cdc.gov/cancer/liver/
https://www.cancer.gov/types/liver
Tag:hati, Indonesia, kanker, kanker hati
