Tradisi Banjarbaru Saat Hari Raya Idul Fitri
Hari Raya Idul Fitri selalu diidentikkan dengan kegembiraan, dimana tradisi ini telah sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di Banjarbaru. Bukan hanya saat Lebaran saja, tetapi suasana hangat sudah terasa sejak bulan Ramadan tiba. Banyak hal yang seolah menjadi tradisi kental dan telah menjadi rutinitas yang dijalankan secara turun temurun.
Sebagai informasi, Banjarbaru adalah sebuah kota di Kalimantan Selatan, Indonesia. Banjarbaru memiliki beberapa tradisi unik yang dikenal sebagai Banjarahan. Selain itu, terdapat pula STIKES terbaik Kalimantan Selatan.
Banjarahan, Tradisi di Banjarbaru
Banjarahan adalah tradisi atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah Banjar dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Banjarahan biasanya melibatkan berbagai rangkaian acara seperti bersilaturahmi, berkunjung ke rumah tetangga, bermaaf-maafan, serta mengadakan berbagai perayaan dan hiburan untuk merayakan akhir bulan Ramadan dan kedatangan Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi Banjarahan dianggap sebagai bagian dari kearifan lokal dan warisan budaya masyarakat Banjar, terutama di Banjarbaru. Namun pandemi Covid-19 sempat menunda tradisi ini, yang sepertinya akan kembali dimeriahkan tahun ini.
Tradisi Unik Saat Saat Hari Raya Idul Fitri di Banjarbaru
Membahas Hari Raya Idul Fitri, berbagai daerah di Indonesia memiliki banyak keunikan. Namun hal itu juga ada di Banjarbaru, yang antara lain adalah:
1. Tabuik
Tabuik adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Banjarbaru dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tabuik merupakan prosesi penghancuran replika Kubah Ka’bah yang terbuat dari anyaman bambu dan kertas, yang dilakukan pada pagi Hari Raya Idul Fitri. Prosesi ini melibatkan banyak warga yang berpartisipasi dalam menghancurkan tabuik secara bersama-sama, diiringi dengan nyanyian, tarian, dan semangat keagamaan.
2. Kuda Lumping
Kuda Lumping atau juga dikenal sebagai Jaran Kepang, adalah tradisi tari dan pertunjukan kesenian yang sering dipersembahkan dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri di Banjarbaru. Kuda Lumping merupakan tari yang dilakukan oleh sekelompok penari yang mengenakan kostum kuda atau ondel-ondel mini, sambil menari dan mengendalikan kuda-kudaan dari anyaman bambu. Pertunjukan Kuda Lumping di Banjarbaru biasanya diiringi dengan musik tradisional dan dianggap sebagai salah satu hiburan yang meriah dalam perayaan Banjarahan.
3. Salaman Bersama Masyarakat Banjarbaru
Salaman bersama merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Banjarbaru sebagai bagian dari Banjarahan. Setelah melaksanakan sholat Idul Fitri, masyarakat saling bermaaf-maafan dan bersalaman sebagai tanda rekonsiliasi dan pengampunan antara sesama. Tradisi salaman bersama ini dianggap sebagai momen penting untuk mempererat hubungan sosial dan memperkuat persaudaraan di antara warga Banjarbaru.
4.Berziarah ke Makam Keluarga
Tradisi unik lainnya dalam Banjarahan di Banjarbaru adalah berziarah ke makam keluarga. Setelah melaksanakan sholat Idul Fitri, banyak warga yang mengunjungi makam keluarga mereka untuk mendoakan para leluhur dan anggota keluarga yang telah meninggal. Ziarah ke makam keluarga ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaaan terhadap para leluhur serta menjaga hubungan emosional antara keluarga yang masih hidup dengan yang sudah meninggal.
Kesimpulan dari Tradisi di Banjarbaru
Perayaan Hari Raya Idul Fitri di Banjarbaru dikenal Banjarahan. Banjarahan tersebut menggambarkan kekayaan budaya dan warisan lokal masyarakat Banjarbaru.
Tradisi-tradisi ini menjadi ciri khas dan memperkuat identitas kultural masyarakat setempat serta menjadikan perayaan Idul Fitri di Banjarbaru memiliki nuansa yang berbeda dan menarik. Selain itu, ada STIKES terbaik Kalimantan Selatan dan bisa dilihat di www.stikeshb.ac.id atau laman Instagram STIKes Husada Borneo.
Tag:banjarahan, Banjarbaru, hari raya, idul fitri, tradisi