Tatalaksana Gizi Buruk Pada Anak Dalam 4 Fase
Pembuka Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang banyak dialami oleh anak-anak di Indonesia. Kondisi ini tidak hanya mengancam kesehatan fisik, tetapi juga perkembangan mental dan intelektual anak. Karenanya, tatalaksana gizi buruk harus dilakukan dengan tepat agar pemulihan optimal bisa tercapai.
Akibat Gizi Buruk Pada Anak-Anak
Gizi buruk pada masa kanak-kanak dapat berdampak luas dan berlangsung jangka panjang. Menurut WHO (1997), gizi buruk dapat meningkatkan risiko morbiditas (penyakit), mortalitas (kematian), gangguan psikologis, serta memengaruhi perkembangan intelektual anak.
Efeknya bahkan dapat terasa hingga dewasa, mempengaruhi ukuran tubuh, produktivitas kerja, dan risiko penyakit kronis. Gizi buruk juga meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, yang kemudian dapat memperpanjang siklus malnutrisi antar generasi.
4 Fase Tatalaksana Gizi Buruk
Pemulihan gizi buruk pada anak-anak, khususnya balita, memerlukan waktu yang tidak singkat, dengan perawatan yang berlangsung hingga 6 bulan. Perawatan di layanan kesehatan dapat dilakukan hingga kondisi medis anak stabil, edema berkurang, dan nafsu makan meningkat.
Proses pemulihan selanjutnya bisa dilanjutkan di layanan rawat jalan atau jika tidak tersedia, dilanjutkan di rumah sakit. Tatalaksana gizi buruk terdiri dari 4 fase utama, yaitu stabilisasi, transisi, rehabilitasi, dan tindak lanjut.
Fase Stabilisasi
Fase stabilisasi merupakan tahap awal dalam penanganan gizi buruk. Fase ini berlangsung sekitar 1-2 hari, tetapi dalam beberapa kasus bisa berlanjut hingga satu minggu, tergantung kondisi anak. Tujuan dari fase ini adalah menstabilkan kondisi medis anak yang kritis sebelum melanjutkan ke fase berikutnya.
Pemantauan intensif dilakukan selama fase ini, termasuk memeriksa tanda-tanda vital (denyut nadi, suhu tubuh, frekuensi pernapasan), serta tanda bahaya lainnya seperti edema, asupan makanan, frekuensi buang air besar, dan berat badan.
Fase Transisi
Setelah stabilisasi, anak akan memasuki fase transisi. Fase ini adalah masa peralihan dari stabilisasi menuju rehabilitasi, yang bertujuan mempersiapkan tubuh untuk menerima asupan energi dan protein yang lebih tinggi secara bertahap.
Pemantauan selama fase ini mirip dengan fase stabilisasi, termasuk mencatat perkembangan vital anak, frekuensi makan, dan tanda klinis lainnya. Masa transisi ini penting untuk memastikan tubuh anak dapat beradaptasi dengan baik sebelum mendapatkan asupan makanan yang lebih tinggi pada fase rehabilitasi.
Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi adalah tahap penting untuk memulihkan status gizi anak secara bertahap. Pada fase ini, anak mulai diberikan makanan tambahan yang berfokus pada “catch-up growth” atau pertumbuhan kejar.
Asupan energi yang direkomendasikan adalah sekitar 150-220 kkal/kgBB per hari, yang dapat diberikan melalui formula khusus seperti F100 atau RUTF (Ready-to-Use Therapeutic Food), serta makanan lain sesuai berat badan anak.
Fase rehabilitasi biasanya berlangsung selama 2-4 minggu, dengan pemantauan rutin terhadap kenaikan berat badan dan asupan makanan. Kenaikan berat badan yang stabil menjadi indikator keberhasilan fase ini.
Fase Tindak Lanjut
Setelah fase rehabilitasi, anak memasuki fase tindak lanjut. Fase ini bertujuan untuk memastikan pemulihan yang berkelanjutan melalui pemberian makanan keluarga dan tambahan makanan pemulihan (PMT-P).
Pada tahap ini, anak tidak lagi hanya mengandalkan formula atau RUTF, tetapi juga mulai diperkenalkan pada makanan keluarga yang lebih bervariasi dan bernutrisi. Fase tindak lanjut penting untuk mempertahankan kondisi kesehatan anak setelah fase-fase perawatan sebelumnya, serta mencegah terjadinya gizi buruk kembali.
Penanganan gizi buruk tidak bisa dilakukan dengan cara instan. Dibutuhkan pendekatan bertahap melalui 4 fase dalam tatalaksana gizi buruk. Dengan perawatan yang tepat, anak-anak yang mengalami gizi buruk dapat pulih dan tumbuh dengan baik.
Untuk Anda yang tertarik berkarier di bidang kesehatan, khususnya dalam penanganan gizi buruk dan kesehatan masyarakat, menempuh pendidikan di bidang ilmu gizi bisa menjadi langkah awal yang tepat. STIKes Husada Borneo menawarkan program studi Ilmu Gizi yang berkualitas dan terfokus pada peningkatan kesehatan masyarakat.
Dengan tenaga pengajar berpengalaman dan fasilitas lengkap, STIKes Husada Borneo dapat menjadi pilihan tepat bagi Anda yang mencari tempat kuliah Ilmu Gizi Kalimantan Timur. Informasi lengkap pendaftaran jurusan Ilmu Gizi bisa diakses melalui stikeshb.ac.id atau Instagram @stikeshb.
Sumber:
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1603410045/11._BAB_II-_.pdf