Skrining Donor Darah untuk Deteksi Penyakit Menular
Skrining donor darah adalah langkah penting untuk memastikan keamanan transfusi darah dan komponen darah lainnya. Proses ini bertujuan untuk mendeteksi adanya infeksi menular pada darah yang akan digunakan, sehingga mengurangi risiko penularan penyakit melalui transfusi.
Apa Saja yang Diperiksa Dalam Skrining Donor Darah?
Setiap darah donor, baik dari sumbangan darah utuh maupun apheresis, harus diuji sebelum digunakan untuk keperluan klinis atau produksi. Ada beberapa penyakit menular yang harus diperiksa secara wajib dalam sebuah skrining, antara lain:
HIV-1 dan HIV-2
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen-antibodi HIV atau antibodi HIV. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa darah yang didonorkan tidak mengandung virus HIV yang dapat menyebabkan AIDS.
Hepatitis B
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi antigen permukaan hepatitis B (HBsAg). Deteksi ini penting karena hepatitis B dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius.
Hepatitis C
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi kombinasi antigen-antibodi HCV atau antibodi HCV. Hepatitis C juga dapat menyebabkan penyakit hati yang parah dan kronis.
Sifilis (Treponema pallidum)
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap Treponema pallidum, bakteri penyebab sifilis, yang dapat menular melalui darah.
HTLV-I dan HTLV-II (Human T-lymphotropic virus)
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap HTLV. Virus ini dapat menyebabkan penyakit hematologi dan neurologis yang serius.
Selain infeksi-infeksi tersebut, skrining untuk penyakit lain dapat dilakukan berdasarkan bukti epidemiologis lokal. Proses ini dilakukan melalui pengujian yang sangat sensitif dan spesifik, yang telah dievaluasi dan divalidasi khusus untuk skrining darah.
Hanya darah dan komponen darah yang hasil skriningnya tidak reaktif untuk semua marker infeksi yang boleh digunakan untuk keperluan klinis atau produksi. Unit darah yang hasilnya reaktif harus diberi tanda jelas, dipisahkan dari stok karantina, dan disimpan secara terpisah dan aman hingga dibuang dengan aman atau digunakan untuk jaminan kualitas atau penelitian, sesuai peraturan yang berlaku.
Melalui proses skrining donor darah yang ketat, risiko penularan penyakit menular melalui transfusi darah dapat diminimalkan. Ini memastikan transfusi darah menjadi lebih aman dan dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa tanpa menimbulkan risiko tambahan bagi pasien.
Apabila Anda memiliki minat dalam bidang pengelolaan darah, Anda bisa berkuliah di jurusan Bank Darah. Salah satu kampus kesehatan berkualitas dengan jurusan D3 Bank Darah Martapura yang bisa Anda pertimbangkan adalah STIKes Husada Borneo. Temukan informasi pendaftaran melalui stikeshb.ac.id atau kunjungi profil @stikeshb di Instagram untuk konten-konten menarik lainnya.
Sumber: