Sejarah Hari Gizi Nasional dan Tokoh yang Berperan
Hari Gizi Nasional di peringati sejak tahun 1950 ketika dr. J. Leimena menjadi Menteri Kesehatan Indonesia. Dipilihnya tanggal 25 Januari adalah untuk memperingati dimulainya pengkaderan gizi.
Awalnya pada tahun 1950 dr. J. Leimena memberikan mandat kepada Prof. Poorwo Soedarmo untuk mengepalai LMR atau Lembaga Makanan Rakyat. Setahun kemudian atau 25 Januari 1951, LMR kemudian membentuk Sekolah Juru Penerang Makanan.
Hari Gizi Nasional
Kala itu, LMR lebih populer sebagai IVV atau Instituut Voor Volksvoeding. IVV sendiri berdiri sebagai bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan yang saat ini dikenal sebagai Lembaga Eijkman.
Dokter J Leimena adalah salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Ambon. Usai lulus pendidikan kedokteran di STOVIA Surabaya pada 1930, beliau melanjutkan pendidikan di Geneeskunde Hogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta dan lulus pada 1939.
Sementara Prof. Poorwo Soedarmo adalah seorang profesor asal Malang lulusan Stovia pada 1927. Pemahaman mendalam akan ilmu gizi beliau dapatkan dari berbagai kampus, mulai dari London, Filipina, hingga Amerika Serikat.
Prof. Poorwo Soedarmo banyak menerbitkan karya ilmiah termasuk Home Economics yang hingga kini dikenal sebagai Ilmu Kesejahteraan Keluarga. Beliau pulalah yang menggagas konsep empat sehat, lima sempurna. Lahir di Malang, Jawa Timur, pada 25 Februari 1904, Prof. Poorwo Soedarmo adalah guru besar ilmu gizi pertama di Universitas Indonesia saat dibukanya Bagian Ilmu Gizi di FKUI pada 1958. Atas jasa Prof. Soedarmo, ribuan tenaga gizi di Indonesia dapat lahir, dari D3 hingga Guru Besar.
Lulus sekolah kedokteran School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) STOVIA pada 1927, Prof. Soedarmo terus mempelajari ilmu gizi dari London di Inggris (1949), Filipina (1950), hingga ke Harvard University (1954-1955) dan Columbia University (1960) di Amerika Serikat.
Oleh karena itu, pada tahun 1969, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) mengangkat Prof. Soedarmo sebagai “Bapak Gizi Indonesia”, dan dianugerahi Bintang Mahaputra Utama pada 1992 atas jasanya pada perkembangan gizi di Indonesia. Wafat pada 13 Maret 2003, Prof. Soedarmo dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Bapak Gizi Indonesia
Pada tahun 1969 Persatuan Ahli Gizi Indonesia mendapuk Prof Soedarmo sebagai Bapak Gizi Indonesia. Itulah sejarah awal tercetusnya Hari Gizi Nasional, Anda bisa meneruskan perjuangan Dokter J Leimena dan Prof. Poorwo Soedarmo dengan menjadi seorang ahli gizi.
Tahun 1960-an adalah permulaan Hari Gizi Nasional skala kecil, Saat LMR mendirikan “Sekolah Juru Penerang Makanan” pada 25 Januari 1951, maka tenaga penggiat gizi di Indonesia terus berkembang hingga menjamur ke banyak perguruan tinggi di Tanah Air. Oleh karena itu, 25 Januari disepakati sebagai peringatan Hari Gizi Nasional.
Itulah sejarah terciptanya hari Gizi Nasional. Anda dapat mengunjungi website resmi dan Instagram STIKes Husada Borneo untuk mendapatkan informasi seputaran kuliah dan kesehatan lainnya.
STIKes Husada Borneo menyelenggarakan kuliah S1 Gizi Kalsel. Program studi S1 Gizi Kalsel ini sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari dan perjalanan karier Anda.