
Preservative Adalah Bahan Tamba Pangan, Aman atau Berbahaya?
Preservative adalah istilah yang sering ditemui saat membaca label makanan kemasan. Banyak orang langsung menganggapnya berbahaya tanpa benar-benar tahu fungsi dan batas aman penggunaannya.
Pemahaman yang benar soal pengawet penting untuk mencegah salah kaprah di masyarakat. Edukasi berbasis sains dibutuhkan agar konsumen lebih bijak dalam memilih makanan olahan sehari-hari.
Apa Itu Preservative?
Menurut BPOM, pengawet atau preservative adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau pembusukan akibat aktivitas mikroorganisme.
Fungsi utamanya menjaga keamanan pangan dan memperpanjang masa simpan produk. Banyak makanan yang tidak bisa bertahan lama tanpa bantuan pengawet, seperti roti, keju, dan saus botolan.
Jenis Pengawet yang Umum Digunakan
Preservative adalah bagian penting dalam industri makanan modern. Penggunaannya tetap diizinkan selama berada dalam batas aman yang ditentukan oleh otoritas seperti BPOM dan WHO.
Berikut beberapa jenis pengawet yang sering digunakan dan perannya masing-masing.
1. Asam Benzoat
Digunakan dalam minuman ringan, selai, dan saus. Fungsinya menekan pertumbuhan bakteri dan jamur. Batas aman konsumsinya sudah ditetapkan untuk mencegah efek negatif.
2. Asam Sorbat
Efektif melindungi produk susu, margarin, dan roti dari jamur. Termasuk pengawet yang banyak digunakan karena aman dan tidak memengaruhi rasa.
3. Natrium Nitrit
Ditemukan dalam daging olahan seperti sosis dan kornet. Menjaga warna merah muda sekaligus mencegah pertumbuhan bakteri botulinum. Penggunaan berlebihan dapat menghasilkan senyawa nitrosamin yang bersifat karsinogenik.
4. Sulfit
Sering digunakan dalam buah kering dan wine. Mencegah oksidasi dan menjaga warna tetap cerah. Beberapa orang sensitif terhadap sulfit, namun tetap tergolong aman bila dalam takaran wajar.
5. Nisin
Merupakan pengawet alami dari bakteri Lactococcus lactis. Digunakan dalam keju, krim, dan makanan siap saji. Lebih disukai karena berasal dari sumber alami dan minim efek samping.
6. Propionat
Mampu menghambat jamur pada produk tepung seperti roti dan kue. Tidak mengubah rasa, aroma, maupun warna makanan.
7. Kalium Sorbat
Banyak digunakan pada mayones, minuman fermentasi, dan selai. WHO menyatakan zat ini aman dikonsumsi jika sesuai dosis harian yang direkomendasikan.

Aman atau Berbahaya?
Preservative adalah zat yang aman jika digunakan sesuai aturan. WHO menegaskan bahwa pengawet pangan bisa dikonsumsi tanpa risiko kesehatan selama tidak melebihi ambang batas harian (WHO, 2021).
Risiko muncul bila konsumen mengonsumsi makanan tinggi pengawet secara terus-menerus. Oleh karena itu, penting untuk membaca label dan memilih produk secara cermat.
Makanan segar tetap menjadi pilihan terbaik. Namun, dalam kondisi tertentu, pengawet membantu memastikan makanan tidak rusak dan tetap aman dikonsumsi.
Kesimpulannya, preservative adalah bahan tambahan yang perannya cukup penting dalam menjaga keamanan makanan. Jika digunakan sesuai aturan, manfaatnya melebihi risikonya.
Tetap perlu kontrol dan kesadaran konsumen dalam mengatur pola makan. Kombinasi gizi seimbang dan informasi yang tepat akan membuat konsumsi makanan olahan menjadi lebih aman.
Tertarik memahami lebih dalam soal bahan tambahan pangan dan keamanan gizi masyarakat? Kuliah di S1 Gizi Pontianak STIKes Husada Borneo bisa jadi langkah awal untuk menjadi ahli gizi andal dan solutif di masa depan.
Kunjungi stikeshb.ac.id dan follow Instagram @stikeshb untuk informasi pendaftaran secara lengkap!
Sumber: https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/pedoman/Buku_Pedoman_PJAS_untuk_Penggunaan_BTP.pdf