Permasalahan Gizi Kalimantan Tengah yang Perlu Kita Tahu
Masalah gizi Kalimantan Tengah hampir sama dengan daerah lain di Indonesia pada umumnya. Indonesia dengan segala keragamannya juga memiliki masalah gizi yang beragam pula. Pada dasarnya, masalah gizi di Indonesia dapat dikategorikan menjadi dua kategori yakni yang telah terkendali, yang belum terselsaikan. Untuk memahami lebih mendalam, ada baiknya kamu simak penjelasannya di bawah ini.
Masalah Gizi Yang Telah Terkendali
Pemerintah melalui program – program yang mereka canangkan telah berhasil mengendalikan permasalahan gizi meliputi kekurangan vitamin A, kekurangan zat yodium serta kekurangan sel darah merah atau anemia. Pemberian kapsul vitamin A di Puskesman – puskesmas, peraturan tentang garam beryodium serta sosialisasi pencegahan anemia pada ibu hamil telah mampu mengatasi berbagai masalah gizi diatas. Kamu pun bisa mencegah masalah gizi dengan mengkonsumsi makanan sehat.
Masalah Gizi Yang Belum Terselesaikan
Dua masalah gizi Kalimantan Tengah dan daerah lain di Indonesia pada umumnya adalah stunting dan malnutrisi. Secara tradisional, masyarakat umumnya lebih memperhatikan kekurangan berat badan yang parah sebagai cara untuk menentukan keadaan gizi seseorang. Sayangnya cara tersebut kurang tepat.
Dari data pada tahun 2013, 8,4 juta anak atau 37,2% balita mengalami stunting. Sementara berdasarkan data SSGBI tahun 2019, stunting saat ini masih berada pada angka 27,7%. Terlihat menurun, namun menurut World Bank tahun 2020 Indonesia duduk di urutan 115 dari 151 negara di dunia untuk masalah ini. ini jelas harus menjadi perhatian utama, mengingat konsekuensi yang harus dialami sang anak seumur hidup.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut Pemerintah akhirnya mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah juga menunjuk Kepala BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting.
Disisi lain, malnutrisi pada anak-anak sebenarnya dimulai sejak dini. Ketika anak-anak tak menerima gizi yang layak ketika masih di dalam rahim, tubuh mereka “diprogram” untuk mengatasi asupan gizi yang minim. Karena pra-pemrograman ini, anak-anak tersebut menjadi rentan terhadap obesitas karena tubuh mereka dikondisikan untuk mengatasi minimnya asupan nutrisi.
Itulah permasalahan gizi Kalimantan Tengah dan daerah lain di Indonesia pada umumnya. Jika kamu memiliki keinginan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut, kamu dapat menjadi seorang Ahli Gizi dengan berkuliah di Program Studi S1 Gizi STIKes Husada Borneo yang terbukti berkualitas. Yuk, daftar kuliah di STIKes Husada Borneo dengan klik link ini.