Perjalanan Darah dari Pendonor Hingga ke Penerima
Sebagai pendonor darah, mungkin Anda pernah bertanya-tanya, apa yang terjadi pada darah yang Anda donorkan? Proses ini ternyata cukup kompleks, melibatkan beberapa tahap yang memastikan darah aman dan siap digunakan oleh penerima yang membutuhkannya. Artikel ini akan menjelaskan langkah-langkah yang dilalui darah dari pendonor hingga sampai ke penerima.
Langkah Pertama: Donasi
Tahap pertama tentu saja dimulai dengan proses donasi darah. Sebelum donor, Anda akan menjalani pemeriksaan kesehatan singkat, termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik mini untuk memastikan Anda memenuhi syarat mendonorkan darah. Setelah dinyatakan layak, sekitar 1 pint darah (setara dengan sekitar 473 ml) akan diambil. Selain itu, beberapa tabung kecil darah juga dikumpulkan untuk diuji lebih lanjut.
Setelah darah diambil, kantong darah, tabung uji, dan data donor akan diberi label dengan kode batang yang sama untuk identifikasi yang akurat. Darah tersebut disimpan dalam kondisi dingin dengan es agar tetap segar sebelum dikirim ke pusat pengolahan darah.
Langkah Kedua: Pengolahan
Begitu tiba di pusat pengolahan, informasi tentang donasi darah Anda akan dipindai dan dimasukkan ke dalam database komputer. Sebagian besar darah yang didonasikan akan dipisahkan menjadi beberapa komponen transfusi melalui proses sentrifugasi. Komponen-komponen tersebut meliputi sel darah merah, trombosit, dan plasma. Plasma, misalnya, dapat diolah menjadi kriopresipitat, yang membantu mengontrol perdarahan dengan membantu pembekuan darah.
Proses pengolahan ini juga melibatkan pengurangan leukosit, di mana sel darah putih dihilangkan untuk mengurangi risiko reaksi penerima terhadap transfusi. Setiap komponen akan dikemas dalam bentuk “unit” yang distandarisasi, yang akan digunakan dokter untuk transfusi pada pasien.
Langkah Ketiga: Pengujian
Di saat yang bersamaan dengan pengolahan, sampel darah yang diambil sebelumnya akan diuji di laboratorium. Ada lebih dari selusin tes yang dilakukan untuk memastikan golongan darah dan mendeteksi adanya penyakit menular. Hasil tes ini biasanya akan diterima dalam waktu 24 jam dan akan ditransfer secara elektronik ke pusat pengolahan.
Jika hasil tes menunjukkan adanya infeksi atau masalah lain, darah tersebut akan dibuang dan pendonor akan diberitahu. Namun, hasil tes ini bersifat rahasia dan hanya akan diinformasikan kepada pendonor.
Langkah Keempat: Penyimpanan
Setelah hasil tes diterima dan darah dinyatakan aman untuk digunakan, unit-unit darah yang sudah diolah akan diberi label dan disimpan. Sel darah merah biasanya disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 6ÂșC dan dapat bertahan hingga 42 hari. Trombosit disimpan pada suhu ruangan dalam alat pengocok agar tetap bergerak dan dapat disimpan hingga lima hari. Plasma dan kriopresipitat akan dibekukan dan bisa bertahan hingga satu tahun di dalam freezer.
Langkah Kelima: Distribusi
Darah yang sudah siap dan aman digunakan akan didistribusikan ke rumah sakit. Proses distribusi ini berlangsung 24 jam sehari, 7 hari seminggu, untuk memastikan persediaan darah selalu tersedia kapan pun dibutuhkan. Meskipun sebagian rumah sakit sudah menyimpan beberapa unit darah dalam bank darah, mereka bisa meminta lebih banyak pasokan darah kapan saja, terutama dalam situasi darurat.
Langkah Keenam: Transfusi
Tahap akhir dalam perjalanan darah dari pendonor ke penerima adalah saat transfusi. Pasien yang sakit atau terluka datang ke rumah sakit, dan dokter akan memutuskan apakah pasien tersebut memerlukan transfusi darah dan jenis darah apa yang dibutuhkan. Transfusi darah dilakukan dalam berbagai situasi, termasuk cedera serius, operasi, persalinan, anemia, kelainan darah, pengobatan kanker, dan lain-lain.
Pasien dengan kekurangan zat besi atau anemia mungkin menerima sel darah merah untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan zat besi dalam tubuh, sehingga memperbaiki distribusi oksigen. Pasien yang tidak dapat memproduksi trombosit cukup, seperti akibat kemoterapi, mungkin menerima transfusi trombosit agar tetap sehat. Sedangkan transfusi plasma sering diberikan pada pasien dengan gagal hati, infeksi berat, atau luka bakar serius.
Proses dari pendonor ke penerima darah melibatkan langkah-langkah yang teliti untuk memastikan keamanan dan efektivitas transfusi. Setiap donasi darah tidak hanya menyelamatkan satu nyawa, tapi bisa digunakan untuk membantu banyak pasien dengan berbagai kebutuhan medis. Jadi, setiap tetes darah yang Anda donorkan memiliki dampak yang sangat besar.
Berkuliah di jurusan Bank Darah Kalsel adalah pilihan yang tepat jika Anda ingin berkarir di bidang kesehatan utamanya pengelolaan darah. Dengan keterampilan yang relevan dan peluang karir yang luas, Anda dapat menjadi bagian penting dari sistem layanan kesehatan.
Temukan informasi lebih lanjut tentang pendaftaran jurusan Bank Darah di STIKes Husada Borneo melalui stikeshb.ac.id atau ikuti Instagram @stikeshb untuk update informasi menarik lainnya!
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/ini-prosedur-pengolahan-darah-sebelum-didonorkan