
Perbedaan Mentega dan Margarin dari Segi Gizi dan Lemak
Perbedaan mentega dan margarin sering kali disalahartikan karena bentuk dan warnanya mirip. Padahal dari sisi gizi dan kandungan lemak, keduanya memiliki karakteristik berbeda yang dapat berdampak besar bagi kesehatan.
Bagi calon sarjana gizi Banjarmasin, penting memahami perbedaan ini agar bisa memberikan edukasi gizi yang tepat. Terutama saat membantu masyarakat memilih bahan makanan yang lebih baik untuk tubuh.
Apa Itu Mentega dan Margarin?
Mentega adalah produk lemak padat yang berasal dari krim susu. Dibuat melalui proses pengadukan hingga terbentuk padatan lemak, mentega memiliki tekstur lembut dan rasa gurih alami.
Margarin adalah produk olahan dari minyak nabati. Melalui proses industri, minyak diubah menjadi padatan dan diberi tambahan warna, perisa, serta pengemulsi agar menyerupai mentega.
Perbedaan Mentega dan Margarin
Perbedaan mentega dan margarin tidak hanya dari bahan asalnya. Kandungan gizi, jenis lemak, dan dampaknya pada tubuh juga sangat berbeda.
Pemahaman ini bisa membantu masyarakat membuat pilihan pangan yang lebih sehat. Terlebih lagi bagi mereka yang memiliki risiko penyakit jantung atau gangguan metabolik.
1. Asal Bahan
Mentega berasal dari krim susu hewan. Margarin berasal dari minyak tumbuhan seperti kelapa sawit, kedelai, atau jagung.
2. Jenis Lemak
Mentega mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi. Margarin memiliki kandungan lemak tak jenuh yang lebih banyak, terutama jenis lemak tak jenuh ganda dan tunggal.
3. Kandungan Kolesterol
Karena berasal dari hewan, mentega mengandung kolesterol alami. Sebaliknya, margarin tidak mengandung kolesterol karena bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.
4. Risiko Lemak Trans
Margarin, khususnya yang dibuat melalui proses hidrogenasi parsial, berisiko mengandung lemak trans. Lemak trans ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), sehingga berdampak buruk bagi jantung. WHO (2021) menyatakan bahwa konsumsi lemak trans berkaitan langsung dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
5. Tekstur dan Rasa
Mentega memiliki rasa yang lebih creamy dan aroma khas susu. Margarin cenderung netral dan tidak terlalu kuat rasanya, meskipun beberapa produk menambahkan perisa buatan.

6. Daya Tahan Panas
Margarin cenderung lebih stabil saat dipanaskan, sehingga sering dipilih untuk menggoreng. Mentega lebih cepat meleleh dan bisa gosong jika tidak hati-hati, sehingga lebih cocok untuk olesan atau membuat kue.
7. Penggunaan dalam Masakan
Mentega lebih sering digunakan pada pembuatan kue berkualitas tinggi, croissant, dan masakan yang membutuhkan aroma khas. Margarin lebih sering digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti menggoreng atau menumis.
Perbedaan mentega dan margarin terletak pada asal bahan, jenis lemak, serta efeknya terhadap kesehatan. Mentega alami tapi mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol. Margarin berbahan nabati, namun perlu diwaspadai karena berisiko mengandung lemak trans.
Masyarakat perlu bijak memilih berdasarkan kebutuhan tubuh dan kondisi kesehatan masing-masing. Untuk penderita penyakit jantung, margarin rendah lemak trans bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
Sebagai calon sarjana gizi Banjarmasin, penting menguasai pemahaman ini agar dapat memberikan saran gizi yang tepat bagi masyarakat luas.
Tertarik menjadi ahli gizi yang paham pangan dan kesehatan secara menyeluruh? Yuk, kuliah di STIKes Husada Borneo. Lembaga ini siap membentuk generasi profesional di bidang gizi yang unggul dan siap kerja!
Kunjungi stikeshb.ac.id dan follow Instagram @stikeshb untuk informasi pendaftaran secara lengkap!
Sumber: https://www.who.int/publications/i/item/9789240031876