
Penyebab Penyakit Gula: Gaya Hidup atau Faktor Genetik?
Penyebab penyakit gula atau diabetes sering menjadi topik yang membingungkan. Banyak yang mengira ini hanya soal konsumsi gula berlebihan, padahal penyebabnya lebih kompleks dari itu.
Sebagai mahasiswa yang tertarik memahami hubungan antara pola hidup dan kesehatan metabolik, penting bagi kita menggali lebih dalam soal faktor penyebab dan bagaimana pengaruhnya terhadap tubuh manusia.
Apa Itu Penyakit Gula?
Penyakit gula adalah istilah awam untuk diabetes melitus, kondisi kronis akibat gangguan metabolisme glukosa dalam tubuh. Diabetes dapat menyerang siapa saja, namun beberapa faktor membuat seseorang lebih rentan, seperti berat badan berlebih, kurang gerak, dan riwayat keluarga yang juga mengidap diabetes.
Penyebab Penyakit Gula: Gaya Hidup atau Genetik?
Menurut Rosyada (2013), diabetes disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, perilaku, lingkungan sosial, dan akses layanan kesehatan. Penyakit ini juga berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan saraf (neuropati), ginjal (nefropati), dan mata (retinopati) karena gangguan pembuluh darah mikrovaskular maupun makrovaskular.
Diabetes dibagi menjadi dua tipe utama: tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 umumnya muncul sejak usia muda karena faktor autoimun dan genetik. Sementara tipe 2 lebih berkaitan dengan gaya hidup dan muncul perlahan seiring bertambahnya usia.
Jadi, penyebab penyakit gula tidak hanya satu. Terdapat banyak faktor yang saling berkaitan dan memicu gangguan metabolisme ini. Berikut poin-poin penting yang perlu kamu pahami:
1. Faktor Genetik
Seseorang lebih berisiko terkena diabetes jika memiliki keluarga dekat yang juga mengidap penyakit ini. Faktor genetik menentukan sensitivitas insulin dan regulasi glukosa dalam tubuh.
2. Pola Makan Tidak Seimbang
Sering mengonsumsi makanan tinggi kalori, lemak jenuh, dan gula tambahan dapat memicu resistensi insulin. Akibatnya, kadar gula darah terus meningkat dalam jangka panjang.
3. Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup pasif mempercepat penumpukan lemak tubuh, khususnya di perut. Lemak visceral ini sangat terkait dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
4. Kelebihan Berat Badan
Obesitas adalah salah satu pemicu utama diabetes tipe 2. Berat badan yang berlebih mengganggu cara tubuh menggunakan insulin secara efisien.

5. Stres Kronis
Stres yang tidak terkendali meningkatkan kadar kortisol. Hormon ini bisa memicu kenaikan gula darah dan memperburuk kondisi metabolisme tubuh.
6. Lingkungan Sosial
Ketersediaan makanan sehat, dukungan keluarga, dan gaya hidup masyarakat sekitar turut membentuk kebiasaan seseorang, termasuk dalam hal menjaga kadar gula darah.
7. Akses Layanan Kesehatan
Deteksi dini dan pengelolaan diabetes sangat tergantung pada ketersediaan layanan medis yang terjangkau dan edukasi kesehatan yang memadai.
Penyebab penyakit gula memang tidak bisa disederhanakan. Perlu pendekatan holistik untuk memahami dan mencegahnya sejak dini melalui edukasi, pola makan sehat, dan gaya hidup aktif.
Bila kamu ingin mendalami lebih jauh soal metabolisme, nutrisi, dan penyakit kronis, kuliah di prodi ilmu gizi Samarinda, STIKes Husada Borneo bisa menjadi pilihan yang relevan. Program ini mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga gizi yang mampu menjawab tantangan kesehatan masyarakat secara ilmiah dan berkelanjutan.
Yuk daftarkan dirimu dengan mengakses stikeshb.ac.id dan follow Instagram @stikeshb untuk informasi lain di bidang kesehatan!
Sumber: https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/download/24229/12535