
Mengenali Ciri Ciri GERD dari Rekam Medis
GERD merupakan kondisi yang kini banyak dialami masyarakat modern akibat pola makan tidak teratur dan gaya hidup kurang sehat. Mengenali ciri ciri GERD sejak awal sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Meski sering dianggap sepele, gangguan ini dapat menurunkan kualitas hidup jika tidak segera ditangani. Salah satu cara efektif memantaunya adalah melalui data rekam medis yang mencatat gejala, riwayat, dan frekuensi keluhan pasien secara akurat.
Apa Itu GERD?
GERD merupakan singkatan dari Gastroesophageal Reflux Disease. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik ke esofagus secara berulang dan menyebabkan gejala atau komplikasi.
Menurut Nusi (2015), GERD adalah gangguan akibat refluks isi lambung ke esofagus yang terjadi terus-menerus dan menyebabkan keluhan. Vakil, et al. (2006) menambahkan bahwa definisi Montreal menyebut GERD sebagai kondisi kronis yang menimbulkan gejala maupun komplikasi akibat isi lambung yang naik.
Sederhananya, sistem pencernaan seharusnya bekerja satu arah — dari mulut ke lambung. Tapi pada penderita GERD, asam dari lambung justru kembali naik ke kerongkongan.
Refluks ini bisa menyebabkan iritasi, peradangan, bahkan luka pada jaringan esofagus. Itulah mengapa GERD tak boleh dianggap sepele.
Meski banyak orang pernah mengalami refluks sesekali, GERD berbeda. Ia terjadi minimal dua kali seminggu selama beberapa minggu berturut-turut.
Bukan sekadar gangguan sementara, GERD adalah masalah mekanis jangka panjang. Mekanisme katup antara lambung dan esofagus tidak lagi berfungsi dengan optimal.

Ciri-ciri GERD yang Terekam dalam Data Medis
Mendeteksi ciri ciri GERD melalui data rekam medis memerlukan ketelitian dan pemahaman klinis. Beberapa gejala yang sering muncul di data pasien meliputi:
1. Nyeri Dada Seperti Terbakar
Sensasi terbakar di dada yang muncul usai makan sering dicatat sebagai keluhan utama. Hal ini menunjukkan adanya iritasi pada esofagus bagian bawah.
2. Regurgitasi
Pasien melaporkan rasa asam atau pahit di mulut akibat isi lambung yang naik. Regurgitasi juga dapat menyebabkan mual atau bahkan muntah.
3. Batuk Kronis atau Serak
Pada catatan rekam medis, batuk tanpa sebab jelas dan suara serak di pagi hari dapat menjadi petunjuk terselubung dari GERD kronis.
4. Sulit Menelan
Kesulitan menelan makanan padat atau cair kadang dicatat sebagai disfagia. Ini dapat mengarah pada komplikasi lanjutan GERD.
Gejala-gejala ini kerap muncul berulang di berbagai kunjungan pasien. Itulah mengapa analisis longitudinal data rekam medis penting.
Peran Ahli Rekam Medis dalam Deteksi Dini GERD
Tenaga ahli rekam medis dilatih untuk membaca dan menafsirkan pola-pola gejala seperti ciri ciri GERD. Pemahaman ini membantu tim medis memberikan intervensi lebih awal sebelum terjadi komplikasi.
Data historis pasien juga dapat menunjukkan apakah gejala tersebut bersifat temporer atau sudah menjadi pola kronis. Di sinilah rekam medis menjadi alat diagnosis yang tidak tergantikan.
STIKes Husada Borneo melalui program D3 Rekam Medis Bontang membekali mahasiswa dengan keterampilan analisis data klinis secara tepat. Karena dari data yang akurat, lahir diagnosis yang efektif.
Kunjungi stikeshb.ac.id dan follow Instagram @stikeshb untuk informasi pendaftaran secara lengkap!
Sumber: https://e-journal.unair.ac.id/MBIO/article/download/16111/8653