
Mengenal Kanker Kolorektal dan Pencegahannya
Kanker pada usus besar dan rektum menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Istilah kanker kolorektal mengacu pada kanker yang tumbuh di kolon (usus besar) atau rektum (ujung usus besar). Karena gejalanya sering tidak spesifik di tahap awal, banyak orang baru menyadari setelah penyakit sudah berkembang. Oleh sebab itu, memahami apa itu kanker kolorektal dan bagaimana pencegahannya menjadi sangat penting untuk meningkatkan deteksi dini dan menurunkan angka kematian.
Apa Itu Kanker Kolorektal? Definisi dan Statistik
Kanker kolorektal adalah kanker yang bermula dari pertumbuhan sel abnormal di dinding usus besar atau rektum. Jika tidak tertangani, sel-sel ini dapat menyusup ke dinding usus, memasuki pembuluh darah atau limfatik, dan menyebar ke organ lain (metastasis). Menurut WHO/IARC, kanker kolorektal adalah salah satu jenis kanker paling umum di dunia, dengan lebih dari 1,9 juta kasus pada 2022, dan berkontribusi pada lebih dari 900 ribu kematian tahunan.
Beberapa kasus bermula dari polip jinak (adenoma) yang kemudian berubah menjadi ganas. Durasi transformasi ini bisa memakan waktu 10-15 tahun, sehingga ada peluang intervensi jika deteksi dini dilakukan. Faktor usia (terutama di atas 50 tahun), riwayat keluarga kanker usus, riwayat polip usus, pola makan tidak sehat, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan merokok termasuk di antara faktor risiko utama.
Gejala, Deteksi, dan Pentingnya Pemeriksaan Kanker Kolorektal
Gejala awal kanker kolorektal bisa halus dan mudah diabaikan, dimana perubahan kebiasaan buang air besar (sembelit atau diare berkelanjutan), darah dalam tinja, nyeri perut, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, atau rasa lelah terus-menerus. Karena gejala serupa bisa muncul pada kondisi non-kanker, banyak orang menunda pemeriksaan medis.
Pemeriksaan skrining memiliki peranan penting. Tes seperti fecal immunochemical test (FIT), sigmoidoskopi, maupun kolonoskopi dapat menemukan polip atau lesi dini sehingga dapat diangkat sebelum berkembang menjadi kanker penuh. Pedoman di beberapa negara menyarankan skrining rutin dimulai pada usia 45-50 tahun hingga sekitar 75 tahun.

Strategi Pencegahan Kanker Kolorektal
Pencegahan kanker kolorektal bertumpu pada pengendalian faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan skrining dini. Berikut langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan:
1. Aktivitas Fisik dan Kendalikan Berat Badan
Olahraga teratur dan menjaga berat badan ideal membantu menurunkan risiko.
2. Diet Sehat Tinggi Serat dan Rendah Lemak Hewani
Konsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan hindari daging merah atau olahan dapat menurunkan kemungkinan kanker kolorektal.
3. Batasi Konsumsi Alkohol & Hentikan Merokok
Konsumsi alkohol berlebihan dan merokok terbukti meningkatkan risiko.
4. Penggunaan Aspirin dan Obat Antiinflamasi (di Beberapa Kasus)
Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan aspirin dalam jangka panjang dapat menurunkan insiden kanker kolorektal, meskipun tidak tanpa risiko seperti perdarahan.
5. Pengangkatan Polip pada Deteksi Skrining
Jika polip ditemukan saat kolonoskopi atau pemeriksaan lainnya, pengangkatan dapat menghentikan progresi menuju kanker nyata.
6. Riset, Edukasi, dan Kesadaran Masyarakat
Pendidikan kesehatan sangat penting agar publik menyadari pentingnya skrining dan gaya hidup sehat. Institusi pendidikan atau lembaga medis lokal harus aktif menyosialisasikan. Bahkan di institusi akademik atau jurusan, seperti jurusan S1 gizi Kalsel, materi pencegahan kanker kolorektal bisa diajarkan agar generasi baru sadar akan risiko dan pencegahan.
Kesimpulan
Kanker kolorektal adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker yang menyerang usus besar atau rektum. Walau faktor genetik tidak bisa diubah, risiko dapat ditekan lewat pola makan sehat, menjaga berat badan, berhenti merokok, mengurangi alkohol, serta melakukan skrining rutin untuk deteksi dini dan pengangkatan polip. Upaya ini terbukti menurunkan angka kematian, tetapi tantangan masih ada seperti rendahnya kesadaran, keterbatasan akses layanan, dan stigma terhadap prosedur medis. Di sisi lain, riset terus berkembang, termasuk pemanfaatan teknologi AI untuk membantu deteksi lesi pada kolonoskopi dan terapi target yang semakin menjanjikan.
Bagi yang ingin mempelajari lebih dalam terkait penyakit kanker, STIKes Husada Borneo merupakan salah satu institusi pendidikan yang dapat dipertimbangkan. Kampus ini menyediakan program studi yang sesuai dan mendukung pengembangan wawasan di bidang tersebut. Informasi pendaftaran secara lengkap bisa kamu dapatkan di stikeshb.ac.id atau Instagram @stikeshb.
Sumber
https://www.iarc.who.int/cancer-type/colorectal-cancer/
https://www.cancer.org/cancer/types/colon-rectal-cancer/causes-risks-prevention/prevention.html
https://www.cancer.gov/types/colorectal/hp/colorectal-prevention-pdq
https://www.uspreventiveservicestaskforce.org/uspstf/recommendation/colorectal-cancer-screening
https://www.cdc.gov/colorectal-cancer/prevention/index.html
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10190721/
https://www.cancer.gov/types/colorectal/patient/colorectal-prevention-pdq
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2947820/
https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/2082/1187
Tag:kanker, Kanker Kolorektal