
Memahami Ciri-Ciri NPD dan Dampaknya pada Hubungan Mahasiswa
Ciri ciri NPD atau Narcissistic Personality Disorder kini mulai jadi perhatian, khususnya di lingkungan kampus. Gangguan ini kerap tidak disadari, padahal bisa berdampak langsung pada hubungan sosial mahasiswa.
Sikap yang tampak percaya diri di permukaan, bisa saja hanyalah bentuk pertahanan diri untuk menyembunyikan rasa rapuh. Mahasiswa perlu memahami gejala ini agar lebih bijak dalam membangun relasi sosial yang lebih sehat.
Apa Itu NPD?
NPD atau Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan psikologis yang membuat seseorang merasa lebih penting daripada orang lain. Mereka sering butuh pengakuan dan perhatian berlebihan.
Mereka juga sulit berempati, cenderung memanfaatkan hubungan, dan memiliki reaksi emosional berlebihan jika dikritik atau merasa tersaingi. Meski tampak percaya diri, mereka sangat sensitif terhadap penolakan.
Gangguan ini memengaruhi hubungan pribadi, pekerjaan, hingga kesehatan mental secara keseluruhan. Khususnya dalam lingkungan sosial yang penuh interaksi, seperti perkuliahan.
Ciri-Ciri NPD yang Harus Diketahui
Ciri-ciri NPD sering tidak disadari, bahkan oleh penderitanya sendiri. Hal ini membuat gangguan ini kerap berlangsung lama tanpa penanganan yang tepat, dan berdampak buruk pada hubungan sosial.
Nah, mengenal ciri-ciri gangguan ini penting agar kita bisa lebih waspada dalam berinteraksi. Berikut adalah ciri-ciri NPD yang perlu kamu tahu:
Merasa Superior
Orang dengan NPD biasanya merasa lebih unggul. Mereka percaya hanya bisa dipahami oleh orang yang juga “istimewa”.
Mengharapkan Perlakuan Khusus
Mereka sering menuntut orang lain memenuhi keinginan mereka. Jika tidak, mereka mudah tersinggung dan kecewa.
Kurang Empati
Empati rendah adalah ciri ciri NPD yang sangat mencolok. Mereka sulit memahami perasaan orang lain, bahkan ketika orang lain sedang kesulitan.
Manipulatif
Mereka bisa mengeksploitasi hubungan untuk keuntungan pribadi. Misalnya, berpura-pura peduli demi mendapatkan dukungan atau akses sosial tertentu.
Sensitif terhadap Kritik
Kritik kecil bisa memicu kemarahan besar. Mereka merasa terancam jika harga diri mereka diganggu, dan bisa bereaksi dengan amarah atau bahkan menyerang balik.
Arogan dan Suka Meremehkan Orang
Mereka sering merendahkan pendapat orang lain untuk menunjukkan dominasi. Ini membuat hubungan pertemanan atau kelompok menjadi tidak sehat.

Apa Penyebab Gangguan Ini?
NPD tidak terjadi begitu saja. Gangguan ini berkembang melalui kombinasi faktor lingkungan, genetik, dan biologis yang saling memengaruhi sejak masa kanak-kanak.
Pola Asuh yang Tidak Seimbang
Tumbuh dalam keluarga yang memanjakan anak secara berlebihan tanpa batasan realistis bisa menanamkan rasa superioritas. Sebaliknya, perlakuan kasar atau penuh kritik bisa menumbuhkan narsisme sebagai mekanisme pertahanan.
Pengaruh Genetik
Studi menunjukkan bahwa faktor genetik juga berperan. Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian meningkatkan risiko anak mengalami hal serupa.
Fungsi Otak
Ketidakseimbangan fungsi otak, terutama di area yang mengatur empati dan emosi, turut berkontribusi terhadap perkembangan NPD. Sistem pengolahan emosi yang tidak stabil bisa memperparah gejala.
Lingkungan Sosial
Tekanan untuk selalu tampil sempurna di media sosial, ekspektasi lingkungan, dan budaya kompetitif turut membentuk pola pikir narsistik di usia muda.
Isolasi dan Kesepian
Meskipun tampak percaya diri, banyak individu dengan NPD mengalami kesepian mendalam. Ini disebabkan fakta bahwa mereka menghindari hubungan sosial yang setara, sehingga muncul kecemasan dan perasaan terasing dari masyarakat (Sembiring, 2017).
Pola interaksi yang manipulatif justru menciptakan jarak dengan orang lain, membuat mereka sulit menjalin relasi yang sehat dan bermakna.
Dampaknya pada Mahasiswa
NPD dapat memengaruhi dinamika kelompok belajar, organisasi, atau bahkan hubungan pertemanan. Mahasiswa yang memiliki ciri ciri NPD berpotensi mengisolasi diri atau membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Kesulitan bekerja dalam tim, keinginan dominasi, serta respons emosional berlebihan dapat mengganggu proses belajar dan produktivitas. Mahasiswa lain perlu memahami gejala ini agar dapat merespons dengan empati, tapi juga tetap menjaga batas sehat dalam relasi.
Jika kamu ingin belajar di lingkungan kampus yang peduli terhadap kesehatan mental dan tumbuh bersama dalam atmosfer yang suportif, berkuliah di tempat kuliah kesehatan Kalsel terbaik adalah pilihan tepat. STIKes Husada Borneo menawarkan jalur pendidikan strategis yang membekali kamu dengan ilmu, empati, dan keterampilan untuk berkontribusi nyata di dunia kesehatan.
Simak informasi pendaftaran secara lengkap di stikeshb.ac.id atau Instagram @stikeshb.