Laju Endap Darah Tinggi, Kenali Penyebabnya
Laju endap darah tinggi adalah istilah medis yang sering terdengar, tetapi belum banyak yang memahaminya. Tes ini kerap digunakan untuk mendeteksi atau memantau peradangan dalam tubuh.
Bagi anak muda, memahami kondisi ini bisa membantu lebih waspada terhadap kesehatan tubuh.
Apa Itu Laju Endap Darah Tinggi?
Laju endap darah (LED) adalah pengujian untuk mengukur seberapa cepat sel darah merah (eritrosit) mengendap di dasar tabung berisi sampel darah.
Kecepatan ini menunjukkan adanya peradangan atau infeksi dalam tubuh. Semakin cepat sel darah merah mengendap, semakin besar kemungkinan tubuh sedang mengalami masalah kesehatan.
Pengujian LED sering disebut erythrocyte sedimentation rate (ESR). Tes ini tidak langsung mendiagnosis penyakit tertentu, tetapi menunjukkan adanya aktivitas peradangan dalam tubuh akibat kondisi seperti infeksi, penyakit autoimun, atau tumor.
Apa Penyebab Laju Endap Darah Tinggi?
Peningkatan laju endap darah sering kali disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap penyakit atau infeksi. Saat tubuh melawan infeksi, sistem imun meningkatkan kadar protein tertentu seperti fibrinogen, yang menyebabkan sel darah merah saling menempel dan mempercepat pengendapan (Tishkowski & Gupta, 2022).
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan laju endap darah tinggi antara lain:
- Penyakit inflamasi, seperti lupus atau radang usus.
- Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis.
- Penyakit ginjal kronis, yang memengaruhi fungsi organ tubuh.
- Infeksi serius, seperti tuberkulosis.
Namun, tes LED tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit secara spesifik. Hasilnya harus digabungkan dengan pemeriksaan lain untuk memastikan penyebab peradangan.
Pentingnya Memahami Hasil Tes
Laju endap darah tinggi adalah tanda bahwa tubuh sedang berusaha melawan sesuatu, tetapi tidak selalu berarti kondisi serius. Bagi anak muda yang aktif, gejala seperti demam atau nyeri sendi bisa menjadi alasan untuk melakukan tes ini. Tes LED juga berguna untuk memantau perkembangan penyakit kronis dari waktu ke waktu.
Misalnya, seseorang dengan arthritis dapat mengetahui apakah peradangannya memburuk atau terkendali. Begitu juga dengan pasien penyakit autoimun yang ingin melihat respons tubuh terhadap pengobatan tertentu.
Di era modern, teknologi kesehatan semakin berkembang, termasuk dalam pengelolaan darah. Berkuliah di jurusan Teknologi Bank Darah di STIKes Husada Borneo akan membimbing Anda menjadi tenaga ahli yang kompeten di bidang ini.
Anda bisa berkarir sekaligus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam penyediaan darah berkualitas.
Simak lebih lanjut informasi persyaratan pendaftaran melalui stikeshb.ac.id atau follow @stikeshb di Instagram untuk konten menarik lain dalam bidang pendidikan dan kesehatan.
Sumber:
Tishkowski, K., & Gupta, V. (2022). Erythrocyte Sedimentation Rate. StatPearls.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557485/