Keto Diet: Apa Pendapat Dari Para Ahli Gizi?
Keto diet semakin populer di kalangan masyarakat yang ingin menurunkan berat badan. Banyak orang tertarik mencoba diet ini karena mengklaim bisa menurunkan berat badan dengan cepat.
Namun, apa sebenarnya diet keto, dan bagaimana pandangan para ahli gizi terhadap pola makan yang satu ini?
Apa Itu Keto Diet?
Keto diet adalah jenis diet rendah karbohidrat yang membuat tubuh mengandalkan lemak sebagai sumber energi utama. Dalam diet ini, konsumsi karbohidrat dibatasi hingga kurang dari 50 gram per hari.
Saat asupan karbohidrat sangat rendah, tubuh akan kehabisan cadangan glukosa sebagai bahan bakar. Akibatnya, tubuh mulai memecah lemak dan protein untuk energi dalam proses yang disebut ketosis.
Ketosis menghasilkan senyawa yang disebut keton, yang digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh. Meski efektif untuk menurunkan berat badan dalam jangka pendek, diet ini tidak dirancang untuk dijalankan dalam jangka panjang.
Jenis diet ini biasanya tinggi lemak, sedang protein, dan sangat rendah karbohidrat. Asupan makanan seperti gula, soda, roti putih, biji-bijian, dan buah-buahan bertepung seperti pisang, harus dihindari atau sangat dibatasi.
Pendapat Ahli Gizi Tentang Keto Diet
Dalam sebuah artikel, Rosemary Martin, seorang ahli diet, diet keto bertujuan untuk mengalihkan sumber energi tubuh dari karbohidrat ke lemak. Namun, diet ini membutuhkan pembatasan karbohidrat secara drastis dan berkelanjutan.
Ini membuat tubuh sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Kebanyakan makanan yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral, seperti biji-bijian, buah, dan sayuran tertentu, tidak termasuk dalam menu diet keto.
Dalam artikel yang sama, pendapat serupa juga datang dari Rohini Bajekal, MA Oxon, MSc Dip IBLM/ BSLM. Menurutnya, meski diet keto bisa memberikan hasil penurunan berat badan dalam waktu singkat, pola makan ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Diet keto cenderung tinggi lemak jenuh, yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan peradangan. Selain itu, diet ini membatasi makanan yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan jangka panjang, seperti karbohidrat kompleks yang menyediakan energi berkelanjutan dan mendukung fungsi otak.
Daripada membatasi aupan banyak jenis masakan, Rohini menyarankan agar lebih fokus pada apa yang bisa ditambahkan ke dalam pola makan.
Dari sumber yang berbeda, ahli gizi dari RS Hasan Sadikin, Dyah Widyastuti, juga menyampaikan kekhawatiran terkait diet keto. Menurutnya, jika dijalankan dalam waktu lama, diet ini dapat mengakibatkan penurunan massa otot.
Ini terjadi karena tubuh memecah protein dalam otot untuk mendapatkan energi. Kondisi ini tidak ideal bagi mereka yang ingin mempertahankan kekuatan dan kesehatan otot.
Dari pendapat ahli gizi di atas, jelas bahwa diet ini sulit diaplikasikan dalam jangka panjang dan bisa berdampak negatif bagi kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, peradangan, dan kehilangan massa otot.
Bagi Anda yang tertarik mencoba keto diet, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli gizi terlebih dahulu agar mendapatkan panduan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Jika Anda tertarik mendalami dunia gizi dan ingin berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, STIKes Husada Borneo adalah pilihan tepat.
Sebagai salah satu kampus berkualitas yang terakreditasi, STIKes Husada Borneo menawarkan program studi S1 Gizi di Kalimantan Timur yang siap membimbing Anda menjadi ahli gizi profesional.
Daftarkan diri Anda melalui stikeshb.ac.id dan ikuti @stikeshb di Instagram untuk update konten menarik lainnya!
Sumber:
https://www.deliciouslyella.com/blog/4-nutritionists-break-down-the-keto-diet/
https://web.rshs.or.id/diet-yang-dianjurkan-ahli-gizi/