
Heart Rate Normal Remaja: Cek Angka Ideal untuk Jantung!
Remaja sering kali kurang memperhatikan kesehatan jantung, padahal organ ini bekerja tanpa henti. Memahami heart rate normal menjadi langkah awal menjaga kesehatan kardiovaskular.
Denyut jantung bisa menjadi indikator kondisi kesehatan seseorang. Jika terlalu cepat atau lambat, kemungkinan ada faktor yang mempengaruhinya. Pemantauan rutin dapat membantu mendeteksi masalah lebih dini.
Apa Itu Heart Rate?
Heart rate adalah jumlah denyut jantung dalam satu menit atau biasa disebut beats per minute (bpm). Angka ini bisa berbeda pada setiap orang, tergantung usia, aktivitas, serta kondisi kesehatan.
Resting heart rate mengacu pada jumlah denyut jantung saat tubuh dalam keadaan santai, misalnya saat duduk atau berbaring. Semakin rendah angkanya, semakin efisien kerja jantung dalam memompa darah. Sebaliknya, angka yang terlalu tinggi bisa menjadi tanda bahwa jantung bekerja lebih keras.
Penting untuk dicatat bahwa tekanan darah dan heart rate tidak selalu berhubungan langsung. Tekanan darah diukur berdasarkan aliran darah dalam pembuluh, sedangkan heart rate menghitung jumlah detak jantung.
Berapa Heart Rate Normal?
Denyut jantung ideal mirip seperti kecepatan kendaraan—tidak boleh terlalu cepat, terlalu lambat, atau sering berubah. Namun, angka ideal setiap orang bisa berbeda tergantung berbagai faktor.
Anak-anak dan Remaja
Heart rate normal pada anak-anak umumnya lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Seiring bertambahnya usia, denyut jantung cenderung melambat. Berikut kisaran heart rate berdasarkan usia:
- Bayi baru lahir: 100–205 bpm
- Bayi <1 tahun: 100–180 bpm
- 1–2 tahun: 98–140 bpm
- 3–5 tahun: 80–120 bpm
- 6–7 tahun: 75–118 bpm
- Remaja 12–18 tahun: 60–100 bpm
Dewasa
Untuk orang dewasa, heart rate normal berada di kisaran 60–100 bpm. Beberapa faktor dapat mempengaruhi angka ini, seperti tingkat kebugaran, stres, dan penggunaan obat-obatan.

Faktor yang Meningkatkan Heart Rate
Beberapa kondisi dapat menyebabkan kenaikan denyut jantung di luar batas normal. Berikut beberapa penyebabnya:
1. Stres
Tekanan emosional membuat tubuh melepaskan hormon kortisol yang bisa meningkatkan heart rate.
2. Demam dan Infeksi
Suhu tubuh tinggi menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengatur sirkulasi darah.
3. Konsumsi Obat-obatan
Beberapa obat seperti dekongestan dan stimulan dapat mempercepat denyut jantung.
4. Aktivitas Fisik
Olahraga meningkatkan heart rate sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan oksigen tubuh.
5. Penyakit Jantung
Gangguan pada jantung dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur, baik terlalu cepat maupun terlalu lambat.
6. Suhu Panas
Paparan panas ekstrem membuat jantung bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh.
7. Dehidrasi
Kekurangan cairan mengurangi volume darah sehingga jantung harus berdetak lebih cepat untuk mengimbanginya.
Mengetahui heart rate normal membantu remaja memahami kondisi jantung mereka dan mengenali perubahan yang bisa menjadi tanda masalah kesehatan. Denyut jantung yang terlalu cepat atau lambat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti stres, pola makan, kurang tidur, atau kondisi medis tertentu.
Jika denyut jantung sering tidak stabil, penting untuk mencari tahu penyebabnya agar bisa ditangani lebih awal. Pemantauan rutin, gaya hidup sehat, serta konsultasi dengan tenaga medis jika terjadi keluhan berulang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dalam jangka panjang.
Bagi yang tertarik mendalami ilmu kesehatan terutama dalam bidang pengelolaan darah, program D3 Bank Darah Kalimantan di STIKes Husada Borneo menawarkan pendidikan berkualitas untuk mendukung perkembangan karir dalam duania medis.
Kunjungi stikeshb.ac.id untuk informasi jurusan dan pendaftaran dan jangan lupa follow @stikeshb di Instagram untuk konten menarik seputar dunia kesehatan dan pendidikan!
Sumber: