Donor Darah Berapa Bulan Sekali Dilakukan?
Donor darah adalah kegiatan sederhana yang berdampak besar dalam dunia kesehatan. Ini karena satu kantong darah yang didonorkan dapat menyelamatkan nyawa beberapa orang sekaligus, terutama mereka yang membutuhkan transfusi darah secara mendesak. Namun, idealnya donor darah berapa bulan sekali dilakukan?
Donor Darah Berapa Bulan Sekali Dilakukan?
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Nomor 91 Tahun 2015, terdapat standar khusus mengenai interval waktu untuk berbagai jenis komponen darah yang didonorkan. Berikut penjelasan tentang donor darah berapa bulan sekali dilakukan:
Donor Darah Lengkap
Untuk donor darah lengkap (whole blood), interval waktu minimal antara donor terakhir adalah 2 bulan untuk laki-laki dan perempuan. Laki-laki dapat melakukan donor darah lengkap hingga 6 kali per tahun, sementara perempuan 4 kali per tahun. Volume darah maksimal yang diambil adalah 450 mL ± 10% untuk donor standar, atau 350 mL ± 10% dalam kondisi tertentu.
Apheresis Plasma
Dalam prosedur apheresis plasma, interval waktu minimal setelah donor terakhir adalah 1 minggu, dengan batas maksimal 33 prosedur per tahun. Jika terjadi kegagalan dalam pengembalian sel darah merah selama apheresis, donor harus ditunda selama 1 bulan.
Apheresis Plasma dengan Trombosit
Interval donor Apheresis Plasma dengan Trombosit 2 minggu setelah donor apheresis trombosit terakhir, atau 1 bulan setelah donor darah lengkap atau kegagalan pengembalian sel darah merah. Frekuensi Maksimal 26 kali per tahun, dengan jarak minimal 2 minggu di antara donor.
Manfaat Donor Darah Secara Teratur
Selain memberikan manfaat besar bagi penerima, donor darah juga bisa memberikan keuntungan kesehatan bagi pendonor. Berikut beberapa manfaat donor darah secara teratur:
1. Mengurangi Risiko Serangan Jantung
Donor darah minimal sekali setahun dapat membantu memperbaiki aliran darah dan mengurangi penyumbatan arteri. Penelitian menunjukkan bahwa pendonor darah yang rutin mendonorkan darahnya memiliki risiko serangan jantung yang 88% lebih rendah.
2. Menyeimbangkan Kadar Zat Besi
Kadar zat besi yang terlalu tinggi dalam darah dapat menyebabkan pengerasan arteri (aterosklerosis). Ini dapat membatasi aliran darah ke seluruh tubuh. Dengan mendonorkan darah, jumlah zat besi dalam darah berkurang, sehingga mengurangi risiko aterosklerosis.
3. Mengungkap Potensi Masalah Kesehatan
Sebelum mendonorkan darah, Anda akan menjalani pemeriksaan kesehatan ringan, termasuk pengecekan tekanan darah, suhu tubuh, kolesterol, kadar hemoglobin, kadar zat besi, dan denyut nadi. Pemeriksaan ini bisa mengungkap masalah kesehatan yang mungkin belum Anda sadari, seperti aritmia atau tekanan darah tinggi.
4. Menurunkan Risiko Kanker
Tingginya kadar zat besi dalam darah juga dapat memicu radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel dan penyakit, termasuk kanker. Melalui donor darah, Anda dapat menurunkan zat besi yang tersimpan di dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko terkena kanker.
Untuk mengetahui informasi lebih jelas tentang donor darah berapa bulan sekali dilakukan, Anda bisa mengunjungi Palang Merah Indonesia terdekat atau Bank Darah di rumah sakit setempat. Mereka akan memberikan panduan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan donor darah di wilayah Anda.
Untuk Anda yang ingin berkarier di Bank Darah dan berkontribusi langsung dalam menyelamatkan nyawa melalui pengelolaan darah yang aman dan efektif, Anda bisa mendaftar jurusan D3 Bank Darah Kalsel, STIKes Husada Borneo.
Kunjungi stikeshb.ac.id atau @stikeshb di Instagram untuk informasi pendaftaran secara lengkap!
Sumber:
https://peraturan.bpk.go.id/Details/116661/permenkes-no-91-tahun-2015