Diet Rendah Garam yang Aman Bagi Kesehatan
Mencapai berat badan ideal menjadi tujuan banyak orang. Tidak hanya bagi mereka yang ingin hidup lebih sehat, tetapi juga bagi yang ingin meningkatkan penampilan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Diet rendah garam menjadi salah satu metode yang sering dianjurkan.
Meskipun garam mengandung sodium yang merupakan nutrisi penting bagi tubuh karena berperan dalam berbagai proses vital, seperti mengatur keseimbangan cairan, menjaga tekanan darah, membantu transportasi nutrisi, dan mendukung fungsi sel saraf, konsumsi sodium yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan.
Apakah Diet Rendah Garam Bisa Turunkan Berat Badan?
Mengonsumsi garam dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan, seperti stroke, penyakit jantung, atau penyakit autoimun. Selain itu, ada hubungan antara asupan garam yang tinggi dengan penambahan berat badan.
Banyak makanan yang tinggi garam juga tinggi kalori, seperti makanan cepat saji, makanan goreng, makanan instan seperti mac and cheese, makanan beku, pasta berkrim, dan pizza. Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang tinggi garam dan kalori dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa asupan sodium yang tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas, terlepas dari jumlah kalori yang dikonsumsi. Sebuah studi yang melibatkan 1.243 anak-anak dan orang dewasa menemukan bahwa mereka yang memiliki kadar sodium dalam urin yang lebih tinggi cenderung mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Studi lain yang melibatkan 9.162 orang menemukan bahwa asupan sodium lebih dari 2.300 mg per hari secara signifikan dikaitkan dengan risiko obesitas dan lemak perut yang lebih besar, dibandingkan dengan asupan sodium sedang sebesar 1.500-2.300 mg per hari. Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya jelas, konsumsi makanan tinggi garam diduga dapat secara langsung menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh.
Makanan Tinggi Garam yang Perlu Dihindari
Diet rendah garam tidak berarti kita harus sepenuhnya menghindari makanan yang secara alami mengandung sodium, seperti telur dan kerang. Yang perlu dibatasi adalah asupan garam tambahan. Sebagian besar asupan garam tambahan biasanya berasal dari konsumsi makanan yang diproses atau siap saji. Berikut adalah beberapa makanan tinggi garam yang sebaiknya dikurangi dalam diet rendah garam:
- Makanan cepat saji dan makanan olahan: pizza, burger, nugget, kentang goreng, dll.
- Cemilan kemasan yang asin: keripik, pretzel, dll.
- Daging olahan: bacon, sosis, daging kering, dll.
- Bumbu yang asin: saus salad, kecap asin, saus pedas, dll.
- Makanan kemasan tinggi garam: pasta instan, sup kalengan, casserole kentang dalam kotak, dll.
Selain itu, menambahkan terlalu banyak garam ke dalam masakan di rumah juga dapat secara signifikan meningkatkan asupan sodium. Cobalah mengurangi jumlah garam yang Anda tambahkan, dan pastikan untuk mencicipi makanan sebelum menambahkan garam ekstra.
Sebagai alternatif, Anda dapat menggunakan jus lemon, rempah segar, bawang putih, dan bumbu-bumbu lainnya untuk memberikan rasa tanpa harus menambahkan garam berlebih. Dengan sedikit usaha dan perencanaan, Anda bisa menjalani diet yang sehat tanpa mengorbankan cita rasa.
Apabila Anda berminat belajar lebih dalam tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan, Anda bisa mempertimbangkan untuk berkuliah di jurusan Gizi atau Ilmu Gizi. Jurusan ini akan membekali Anda dengan pengetahuan mendalam tentang nutrisi, diet, dan bagaimana makanan dapat memengaruhi kesehatan tubuh.
STIKes Husada Borneo merupakan kampus S1 Gizi Kalimantan Selatan terakreditasi dan menawarkan pendidikan berkualitas dalam bidang ilmu gizi. Kurikulum yang komprehensif dan fasilitas yang memadai menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pengelolaan gizi yang baik.
Kunjungi stikeshb.ac.id atau ikuti Instagram @stikeshb untuk informasi pendaftaran secara lengkap!
Sumber: