
Cara Mengukur Nadi Normal dan Kaitannya dengan Kesehatan
Memahami nadi normal adalah langkah awal mengenali kondisi jantung. Detak jantung yang terlalu cepat atau lambat bisa memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan dari tubuh.
Nadi mudah diukur, tapi sering diabaikan. Padahal, detak jantung bisa mencerminkan tingkat kebugaran, stres, hingga kemungkinan risiko penyakit jantung.
Mengapa Nadi Perlu Diukur?
Nadi mencerminkan seberapa sering jantung memompa darah ke seluruh tubuh dalam satu menit. Semakin efisien kerja jantung, semakin stabil pula detak nadinya.
Mengukur nadi bisa memberi informasi tentang kondisi jantung tanpa perlu alat medis canggih. Ini bisa dilakukan sendiri, cukup menggunakan dua jari dan stopwatch.
Pemeriksaan nadi rutin dapat membantu mendeteksi masalah kardiovaskular lebih awal. Termasuk hipertensi, gangguan irama jantung, dan penyakit jantung kronis.
Cara Mengukur Nadi Normal
Langkah pertama adalah menentukan lokasi nadi. Titik yang paling umum digunakan adalah pergelangan tangan bagian dalam, di bawah ibu jari.
Letakkan dua jari—bukan ibu jari—di atas nadi. Lalu hitung denyutan selama 30 detik dan kalikan dua, atau langsung hitung selama satu menit penuh.
Untuk hasil akurat, ukur saat tubuh dalam kondisi tenang. Jangan ukur setelah olahraga atau aktivitas berat, karena detaknya pasti lebih cepat dari kondisi istirahat.
Rentang Nadi Normal
Umumnya, nadi normal pada orang dewasa berkisar antara 60–100 denyut per menit saat istirahat. Atlet atau orang yang sangat bugar bisa memiliki detak jantung lebih rendah, bahkan hanya 40–50 denyut per menit.
Jika nadi sering kali lebih tinggi dari 100 atau di bawah 60 tanpa alasan jelas, sebaiknya konsultasi ke tenaga medis. Bisa jadi itu tanda jantung bekerja terlalu keras atau tidak cukup efisien.

Faktor yang Mempengaruhi Nadi
Beberapa faktor memengaruhi jumlah denyut nadi per menit. Termasuk usia, aktivitas fisik, emosi, suhu tubuh, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Stres, misalnya, bisa menaikkan detak jantung meskipun tidak sedang bergerak. Sebaliknya, meditasi atau teknik relaksasi bisa menurunkan nadi ke tingkat optimal.
Kondisi medis seperti anemia, demam, dan gangguan tiroid juga memengaruhi kecepatan denyut nadi secara signifikan.
Apa Kaitannya dengan Kesehatan Jantung?
Detak nadi yang teratur menandakan sistem kardiovaskular berjalan baik. Jika terlalu cepat, bisa menandakan jantung dipaksa bekerja keras. Jika terlalu lambat, mungkin ada hambatan dalam penghantaran sinyal listrik jantung.
Konsistensi nadi normal penting untuk menjaga sirkulasi darah optimal. Ini berpengaruh langsung terhadap oksigenasi organ dan keseimbangan metabolisme tubuh.
Dengan rutin memeriksa nadi, kamu bisa lebih peka terhadap sinyal dari tubuh sendiri. Pencegahan dini jauh lebih baik daripada penanganan saat sudah terlambat.
Bila kamu tertarik memperdalam ilmu tentang kesehatan jantung dan hubungannya dengan pola makan, pendidikan di bidang gizi bisa menjadi pintu awal. Studi S1 Gizi Kalsel, STIKes Husada Borneo menawarkan kurikulum berbasis sains yang relevan untuk membekali generasi muda agar mampu berkontribusi langsung dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Kunjungi situs stikeshb.ac.id atau Instagram @stikeshb untuk mendapatkan informasi lengkap tentang pendaftaran!
Sumber: http://pediatricfkuns.ac.id/data/ebook/156_Muntah.pdf