
Bolak-Balik ke Toilet? Cek Gejala Diare dan Cara Mengatasinya!
Apakah kamu sering mengalami buang air besar berkali-kali dalam sehari dengan feses cair? Bisa jadi ini adalah gejala diare. Kondisi ini sering dianggap sepele, padahal bisa menyebabkan dehidrasi jika tidak ditangani dengan baik.
Artikel ini akan membahas gejala diare, penyebab, serta cara mengatasinya. Mengetahui informasi ini membantumu mengambil langkah yang tepat agar cepat pulih dan terhindar dari komplikasi yang lebih serius.
Apa Gejala Diare?
Menurut Daldiyono dalam Sudoyo et al. (2006), gejala diare meliputi buang air besar dengan feses cair atau lembek, muntah pada kasus gastroenteritis akut, serta demam. Jika kondisi ini berlangsung lama, dehidrasi bisa terjadi dan memperburuk keadaan.
Diare diklasifikasikan berdasarkan durasinya. Diare akut berlangsung 1–2 hari dan umumnya sembuh tanpa pengobatan. Sementara, diare persisten terjadi selama 2–4 minggu, sedangkan diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu atau muncul berulang dalam jangka panjang. Jika diare bertahan lama, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk memastikan penyebabnya.
Apa Penyebab Diare?
Penyebab utama diare adalah infeksi virus yang menyerang saluran cerna atau gastroenteritis. Infeksi ini sering disebut sebagai “flu perut” atau “stomach bug.” Namun, ada berbagai faktor lain yang bisa menyebabkan diare.
1. Infeksi
Patogen seperti virus, bakteri, dan parasit bisa menyebabkan diare. Norovirus adalah penyebab diare paling umum pada orang dewasa, sedangkan rotavirus sering menyerang anak-anak.
2. Keracunan makanan
Makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau racun dapat memicu diare. “Traveler’s diarrhea” sering terjadi pada pelancong yang terpapar makanan atau air yang tidak higienis.
3. Efek samping obat
Beberapa obat, seperti antibiotik, bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus, menyebabkan diare. Antasida yang mengandung magnesium dan obat kanker juga memiliki efek samping serupa.
4. Makanan pemicu
Individu dengan intoleransi laktosa sering mengalami diare setelah mengonsumsi produk susu. Fruktosa dalam madu dan buah tertentu juga bisa memicu diare. Pada penderita penyakit celiac, konsumsi gluten bisa menyebabkan reaksi usus yang berujung diare.
5. Penyakit pencernaan
Diare bisa menjadi tanda penyakit radang usus seperti Crohn’s disease, kolitis ulseratif, atau sindrom iritasi usus besar (IBS). Stres dan kecemasan bisa memperburuk gejalanya.
6. Prosedur medis pada usus
Operasi pada saluran cerna dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, membuat feses lebih cair. Kondisi ini biasanya membaik seiring waktu, tetapi tetap perlu pemantauan.

Cara Mengatasi Diare
Diare umumnya bisa diatasi di rumah. Beberapa langkah berikut membantu mempercepat pemulihan.
1. Obat diare bebas
Obat seperti bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol®) atau loperamide (Imodium®) dapat membantu meredakan gejala. Namun, obat ini tidak dianjurkan jika diare disertai demam tinggi atau darah pada feses.
2. Antibiotik atau antiparasit
Jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit, dokter mungkin meresepkan antibiotik atau obat antiparasit. Namun, ingat bahwa penggunaan jenis obat ini memerlukan konsultasi dengan petugas medis.
3. Penanganan kondisi kronis
Jika diare berkaitan dengan penyakit seperti IBS atau penyakit radang usus, pengobatan khusus diperlukan. Dokter akan memberikan terapi yang sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.
4. Konsumsi probiotik
Probiotik membantu mengembalikan keseimbangan bakteri baik di usus, mengurangi diare. Namun, penggunaannya sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Menjaga kebersihan makanan dan minuman adalah langkah pencegahan utama terhadap diare. Jika diare berlangsung lebih dari dua hari atau disertai dehidrasi, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Bagi yang tertarik mempelajari lebih dalam tentang nutrisi dan kesehatan pencernaan, melanjutkan pendidikan dengan kuliah gizi Banjarmasin bisa menjadi pilihan terbaik untuk mendalami ilmu ini lebih jauh.
STIKes Husada Borneo menawarkan program studi gizi yang berfokus pada ilmu nutrisi berbasis kesehatan masyarakat, membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi ahli gizi profesional.
Untuk informasi pendaftaran lengkap, kunjungi stikeshb.ac.id. Jangan lupa follow @stikeshb di Instagram untuk konten menarik seputar dunia kesehatan dan pendidikan!
Sumber:
https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/article/download/454/389