
Apa Itu SOP Pengelolaan Rekam Medis? Simak Penjelasannya
SOP Rekam Medis menjadi bagian dari pemeriksaan medis rutin di rumah sakit. Namun, pencatatannya perlu mengikuti alur sistematis agar tidak terjadi kesalahan.
Di sinilah pentingnya SOP atau Standard Operating Procedure. Dokumen ini menjadi pedoman kerja agar layanan rekam medis berjalan konsisten dan berkualitas.
Apa Itu SOP dalam Rekam Medis?
SOP adalah dokumen berisi prosedur operasional standar yang harus diikuti tenaga kesehatan. Fungsinya memastikan setiap aktivitas dilakukan seragam, terukur, dan sesuai standar hukum.
Pada rekam medis, SOP meliputi proses penerimaan pasien, pencatatan, penyimpanan, hingga distribusi data. Tujuannya menjaga keamanan informasi dan mendukung pengambilan keputusan klinis.
SOP membantu petugas merekam hasil elektrokardiogram dan data penting lain secara akurat. Tanpa SOP, alur kerja bisa kacau dan memicu risiko hukum.
Komponen Penting SOP Rekam Medis
SOP dalam pengelolaan rekam medis harus tersusun jelas dan sistematis. Setiap bagian punya tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Elektrokardiogram hanyalah satu dari sekian banyak data medis yang wajib dikelola sesuai prosedur. Oleh karena itu, SOP harus mencakup poin-poin berikut.
1. Identifikasi Proses
Menentukan langkah-langkah kerja sejak pasien masuk hingga rekam medis tersimpan. Tujuan utamanya memastikan tidak ada data yang hilang atau salah input.
2. Penanggung Jawab
Menunjuk siapa yang bertanggung jawab dalam tiap proses. Bisa melibatkan petugas rekam medis, dokter, hingga perawat.
3. Dokumentasi dan Formulir
Menjelaskan dokumen apa saja yang harus diisi, seperti formulir persetujuan atau hasil pemeriksaan elektrokardiogram. Formatnya ditentukan agar seragam dan mudah dibaca.

4. Standar Waktu Pelayanan
Menyusun batas waktu ideal dalam tiap tahapan. Misalnya, rekam medis rawat jalan harus selesai dalam 24 jam setelah pasien keluar.
5. Keamanan dan Kerahasiaan Data
Menjelaskan bagaimana data disimpan, diakses, dan dilindungi. Tujuannya menjaga privasi pasien sesuai regulasi.
6. Evaluasi dan Revisi Berkala
SOP bukan dokumen statis. Harus ada jadwal evaluasi untuk melihat efektivitas dan melakukan pembaruan jika diperlukan.
7. Penyimpanan dan Aksesibilitas
Mencakup tempat penyimpanan, baik fisik maupun digital. Data seperti elektrokardiogram harus bisa diakses cepat oleh tenaga medis tanpa mengabaikan aspek keamanan.
Penerapan SOP memberi dampak signifikan dalam mutu layanan kesehatan. Pasien merasa lebih aman karena informasi medis mereka ditangani secara profesional.
Tenaga kesehatan juga bekerja lebih efisien karena tahu alur dan tanggung jawabnya. Tidak ada tumpang tindih tugas atau kebingungan saat mengambil keputusan.
Selain itu, SOP mendukung akreditasi rumah sakit dan pengawasan dari regulator. Menjadi bukti bahwa institusi menjalankan praktik terbaik dalam tata kelola data medis.
Ingin memahami lebih dalam soal apa itu SOP serta tata kelola rekam medis? Kuliah saja di STIKes Husada Borneo dan jadilah tenaga kesehatan andal yang siap menghadapi tantangan era digital!
Kunjungi stikeshb.ac.id dan follow Instagram @stikeshb untuk informasi pendaftaran secara lengkap!
Sumber: https://jom.htp.ac.id/index.php/rmik/article/view/377