Apa Itu Sembelit? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Sebagian orang mungkin pernah mengalami sembelit atau sulit buang air besar. Masalah ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan berdampak pada kesehatan pencernaan. Artikel ini membahas apa itu sembelit, penyebabnya, dan cara mengatasinya.

Apa Itu Sembelit?

Sembelit atau konstipasi adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan buang air besar, tinja menjadi keras, dan frekuensi defekasi kurang dari tiga kali dalam seminggu. Gejala lain mencakup mengejan kuat, perut kembung, serta sensasi tidak tuntas.

Prevalensi sembelit diperkirakan terjadi pada 15% populasi, dengan perempuan lebih sering mengalaminya dibanding laki-laki. Lansia di atas 65 tahun juga lebih rentan terhadap kondisi ini.

Sembelit bisa terjadi akibat kurangnya serat dalam makanan, dehidrasi, kurang aktivitas fisik, efek samping obat, atau kondisi medis tertentu.

Cara Mengatasi Sembelit

Setelah memahami apa itu sembelit, langkah selanjutnya adalah mencari cara untuk mengatasinya. Sembelit umumnya dapat dikendalikan melalui perubahan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat.

Jika perubahan tersebut tidak memberikan hasil yang optimal, penggunaan obat atau tindakan medis mungkin diperlukan untuk membantu melancarkan sistem pencernaan.

1. Konsumsi Serat

Serat berperan penting dalam melancarkan pencernaan. Penelitian oleh Jihan Azzahra et al. (2020) menunjukkan bahwa kurangnya asupan serat meningkatkan risiko sembelit pada mahasiswa.

Sumber serat yang baik meliputi sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Mengonsumsi serat secara cukup membantu melunakkan tinja dan memperlancar pergerakan usus.

2. Perbanyak Asupan Cairan

Hidrasi yang cukup membantu serat bekerja lebih baik dalam melancarkan BAB. Minuman yang dianjurkan meliputi air putih, jus buah alami, dan sup bening. Jumlah kebutuhan cairan bervariasi, tetapi rata-rata orang dewasa membutuhkan sekitar 6-8 gelas air per hari.

3. Laksatif Osmotik

Laksatif osmotik bekerja dengan menarik air ke dalam usus besar, melembutkan tinja, dan memudahkan BAB. Contohnya termasuk magnesium sitrat dan polietilen glikol (MiraLax). Penggunaannya sebaiknya tidak berlebihan untuk menghindari ketergantungan atau gangguan elektrolit.

4. Pelunak Tinja

Pelunak tinja seperti docusate membantu menambahkan kelembapan pada tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan. Ini sering direkomendasikan bagi penderita wasir atau mereka yang baru menjalani operasi perut.

5. Pelumas Pencernaan

Mineral oil adalah contoh pelumas yang membantu tinja keluar lebih mudah. Ini dapat bermanfaat bagi mereka yang mengalami nyeri akibat fisura anus atau wasir saat BAB.

6. Laksatif Stimulatif

Laksatif stimulatif seperti senna dan bisacodyl merangsang gerakan usus untuk mempercepat pembuangan tinja. Penggunaan dalam jangka panjang perlu dihindari karena dapat menyebabkan ketergantungan.

7. Enema

Enema membantu mengeluarkan tinja yang mengeras dengan cara mengalirkan cairan ke dalam rektum. Metode ini efektif untuk mengatasi gejala sembelit yang parah atau impaksi feses.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika sembelit berlangsung lama atau tidak membaik dengan perawatan mandiri, konsultasi dokter diperlukan. Pengobatan medis mungkin meliputi penggunaan obat resep atau pengangkatan feses yang mengeras oleh tenaga medis.

Jika Anda ingin menjadi mahasiswa gizi Kalimantan yang memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya pola makan sehat dalam mencegah berbagai penyakit, berkuliah di STIKes Husada Borneo adalah langkah tepat untuk mengasah ilmu gizi dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Untuk informasi pendaftaran lengkap, kunjungi stikeshb.ac.id. Jangan lupa follow @stikeshb di Instagram untuk konten menarik seputar dunia kesehatan dan pendidikan!

Sumber:

https://fmj.fk.umi.ac.id/index.php/fmj/article/download/181/156/