
Apa Itu Gap Year? Kenali Keuntungan dan Risikonya!
Apa itu gap year sering menjadi pertanyaan bagi para lulusan SMA yang merasa butuh waktu sebelum melanjutkan kuliah. Gap year adalah masa jeda, biasanya selama satu tahun, yang diambil setelah lulus sekolah sebelum masuk perguruan tinggi.
Memilih untuk menjalani gap year bukan tanda menyerah atau malas. Justru bagi sebagian orang, keputusan ini menjadi cara untuk mengenali diri lebih dalam, menentukan arah hidup, dan mempersiapkan masa depan akademik maupun profesional secara lebih matang.
Apa Itu Gap Year?
Gap year adalah periode istirahat dari dunia akademik yang sering dimanfaatkan untuk mengeksplorasi pengalaman baru. Bisa diisi dengan kerja paruh waktu, magang, relawan, atau sekadar memulihkan kondisi mental setelah perjuangan panjang di bangku sekolah.
Tujuannya bervariasi: mulai dari memperkuat motivasi, memperjelas pilihan jurusan kuliah, hingga mengembangkan soft skill yang belum diasah di sekolah formal.
Gap year juga memberi ruang refleksi. Di tengah tekanan sosial dan akademik, waktu jeda ini sering menjadi momen penting untuk merancang ulang prioritas dan cita-cita pribadi.
Keuntungan Gap Year
Waktu jeda ini bisa menjadi peluang besar jika digunakan dengan tujuan yang jelas. Berikut adalah beberapa keuntungan gap year yang sering dirasakan oleh mereka yang menjalaninya secara terencana:
Menemukan Arah dan Motivasi
Gap year bisa membantu seseorang menemukan minat yang sebenarnya. Tanpa tekanan nilai atau tugas kampus, banyak peserta gap year justru mendapat kejelasan soal jurusan atau karier yang ingin dikejar.
Pengembangan Diri di Dunia Nyata
Saat gap year diisi dengan magang, kerja sosial, atau kursus, pengalaman tersebut bisa menjadi nilai tambah saat masuk kuliah atau melamar pekerjaan. Dunia nyata mengajarkan hal-hal yang tak diajarkan di kelas.

Risiko Gap Year
Meski punya banyak sisi positif, gap year bukan tanpa tantangan. Keputusan ini bisa berdampak kurang baik jika tidak dipersiapkan dengan matang.
Tanpa arah dan tujuan yang jelas, waktu jeda ini justru bisa menimbulkan masalah baru, baik secara mental maupun akademik. Berikut beberapa risiko gap year yang perlu diperhatikan sebelum menjalaninya:
Risiko Stigma Sosial
Sayangnya, masih banyak yang menganggap gap year sebagai bentuk kegagalan. Dalam beberapa kasus, peserta merasa terjebak dalam insecure akademik, yaitu perasaan tidak percaya diri, membandingkan pencapaian diri dengan orang lain, dan meragukan kemampuan sendiri.
Menurut Khansa Reggina Ardine dan Diana Rahmasari (2024), stigma buruk tentang gap year bisa memicu perasaan dianggap bodoh atau tidak mampu, padahal sebenarnya itu hanya persepsi yang keliru.
Kecenderungan Menunda Terlalu Lama
Jika tidak dikelola dengan tujuan jelas, gap year bisa berujung pada penundaan tanpa arah. Rasa nyaman tanpa tekanan akademik bisa menjadi jebakan yang sulit dipatahkan.
Biaya yang Perlu Dipikirkan
Beberapa aktivitas dalam gap year memerlukan dana. Tanpa perencanaan finansial, niat memperkaya pengalaman malah bisa membebani secara ekonomi.
Memahami apa itu gap year penting karena keputusan ini bisa menentukan jalan hidup kamu. Ini pilihan yang punya konsekuensi, baik positif maupun negatif. Dengan persiapan matang, gap year bisa menjadi pijakan kuat sebelum melangkah ke dunia kuliah.
Kalau kamu memutuskan untuk kembali ke jalur akademik setelah gap year, pastikan kampus tujuanmu memiliki lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan intelektual. Salah satu pilihan tepat adalah perguruan tertinggi terbaik Kalsel, STIKes Husada Borneo, yang menawarkan program studi berbasis sains terapan dan dukungan pengembangan karakter mahasiswa secara menyeluruh.
Simak info pendaftaran di stikeshb.ac.id dan jangan lupa follow Instagram @stikeshb untuk update konten menarik dunia pendidikan dan kesehatan.
Sumber:
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/62507/47927