
Pubalgia Adalah Cedera Panggul yang Wajib Diwaspadai!
Cedera pada panggul sering kali dianggap sepele, terutama oleh mereka yang aktif berolahraga atau memiliki pekerjaan dengan aktivitas fisik tinggi. Padahal, di balik rasa nyeri yang muncul perlahan, terdapat risiko gangguan yang dapat menghambat mobilitas harian. Salah satu kondisi yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah pubalgia. Banyak orang baru menyadari kondisi ini ketika rasa sakit sudah mengganggu aktivitas sederhana, seperti berjalan cepat atau bangun dari posisi duduk. Karena itu, memahami apa sebenarnya pubalgia adalah langkah penting untuk mencegah cedera lebih lanjut.
Memahami Apa Itu Pubalgia Adalah Cedera yang Kompleks
Secara umum, pubalgia adalah cedera yang menyerang area sekitar tulang kemaluan atau pangkal paha, biasanya melibatkan otot, tendon, atau jaringan lunak di sekitarnya. Cedera ini sangat umum pada atlet sepak bola, pelari, hingga pekerja yang sering melakukan gerakan memutar atau mendorong kuat. Dalam literatur medis, kondisi ini sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan otot perut dan paha bagian dalam, sehingga menimbulkan tekanan berlebihan di area simpisis pubis.
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa pubalgia dapat terjadi akibat kombinasi faktor, seperti kelemahan otot inti, mobilitas sendi yang buruk, hingga teknik gerak yang salah. Menurut sebuah ulasan ilmiah dari National Institutes of Health, “Groin injuries, particularly athletic pubalgia, involve complex musculoskeletal interactions that require accurate diagnosis for proper management.”. Hal ini menunjukkan pentingnya penanganan yang tepat sejak awal.
Gejala yang Menandakan Pubalgia Adalah Gangguan Serius
Gejala pubalgia umumnya muncul secara bertahap, meski beberapa kasus dapat muncul mendadak. Rasa nyeri biasanya terletak di area pangkal paha, perut bagian bawah, atau sekitar tulang kemaluan. Nyeri dapat diperparah saat melakukan aktivitas seperti berlari, menendang, melompat, atau bahkan bersin.
Selain itu, beberapa orang merasakan sensasi tertarik pada otot perut bagian bawah. Pada kondisi tertentu, nyeri bisa menjalar hingga ke paha bagian dalam. Inilah mengapa banyak atlet kehilangan performa karena gerakan dasar saja sudah menimbulkan ketidaknyamanan. Pada tahap ini, penegakan diagnosis dari profesional kesehatan sangat diperlukan agar penanganan tidak salah arah.

Faktor Risiko dan Penyebab Pubalgia
Pubalgia tidak muncul begitu saja. Cedera ini berkaitan erat dengan kebiasaan aktivitas fisik yang dilakukan secara repetitif. Atlet sepak bola, futsal, atau hoki berada pada kelompok dengan risiko tinggi karena banyak melakukan gerakan memutar secara eksplosif. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan antara otot perut dan paha dalam menjadi pemicu utama.
Beberapa penyebab lain termasuk postur tubuh yang buruk, fleksibilitas yang rendah, hingga pemanasan yang kurang optimal. Laporan British Journal of Sports Medicine menyampaikan bahwa “Athletic pubalgia is strongly associated with repetitive hip hyperextension and pelvic instability.”. Dengan demikian, pencegahan sebaiknya dimulai dari perbaikan teknik dan penguatan otot inti.
Penanganan dan Pencegahan: Kunci Meminimalkan Risiko
Penanganan pubalgia sangat bergantung pada tingkat keparahan cedera. Pada kondisi ringan, istirahat, kompres dingin, dan fisioterapi dapat membantu mempercepat pemulihan. Program rehabilitasi biasanya berfokus pada penguatan otot perut, pinggul, dan paha bagian dalam. Jika kondisi lebih berat, dokter mungkin menyarankan penggunaan obat antiinflamasi hingga tindakan operasi.
Pencegahan jauh lebih mudah dilakukan dibanding menghadapi cedera yang sudah parah. Latihan penguatan otot inti, peregangan pangkal paha, serta teknik gerak yang benar saat berolahraga adalah langkah dasar yang tidak boleh diabaikan. Selain itu, penggunaan sepatu yang tepat dan rutinitas pemanasan yang memadai dapat membantu menjaga stabilitas panggul. Sementara dalam konteks edukasi kesehatan, keberadaan layanan seperti perekam dan informasi kesehatan Kalbar juga berperan penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami risiko cedera panggul, khususnya pubalgia.
Kesimpulan
Pubalgia merupakan cedera panggul yang sering disalahartikan sebagai nyeri otot biasa. Padahal, jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini dapat mengurangi kemampuan gerak dan menurunkan kualitas hidup. Dengan memahami bahwa pubalgia adalah cedera yang kompleks dan membutuhkan perhatian serius, masyarakat dapat lebih waspada terhadap gejalanya. Penanganan cepat, pencegahan yang tepat, serta peningkatan pengetahuan melalui sumber informasi terpercaya akan sangat membantu dalam menjaga kesehatan panggul.
Untuk yang ingin mempelajari lebih dalam terkait ilmu kesehatan, STIKes Husada Borneo merupakan salah satu institusi pendidikan yang dapat dipertimbangkan. Kampus ini menyediakan program studi yang sesuai dan mendukung pengembangan wawasan di bidang tersebut. Informasi pendaftaran secara lengkap bisa kamu dapatkan di stikeshb.ac.id atau Instagram @stikeshb.
Sumber
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5582693/
https://bjsm.bmj.com/content/48/14/1079
