
Gejala Epilepsi: Kenali Tanda yang Sering Diabaikan
Epilepsi sering dianggap identik dengan kejang hebat yang terlihat dramatis, padahal kenyataannya kondisi ini memiliki berbagai tanda awal yang jauh lebih halus dan sering kali terabaikan. Kurangnya pemahaman mengenai gejala epilepsi membuat banyak orang terlambat mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan mengenali tanda-tandanya sejak dini, penderita dapat memperoleh penanganan lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Memahami Apa Itu Gejala Epilepsi
Gejala epilepsi adalah tanda-tanda yang muncul akibat aktivitas listrik abnormal di otak. Setiap orang bisa merasakan gejala yang berbeda, tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh. Tidak selalu berupa kejang besar, beberapa gejala justru sangat halus seperti bengong singkat, gerakan kecil berulang, atau perubahan perilaku yang tidak disadari.
Pada sebagian kasus, gejala awal ini dapat berlangsung hanya beberapa detik, membuatnya tampak seperti kondisi biasa yang tidak berbahaya. Kesalahan umum yang sering terjadi adalah menganggap gejala tersebut sebagai gangguan psikis atau sekadar kelelahan. Padahal, jika dibiarkan, gejala dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih berat. Untuk itu, edukasi mengenai tanda-tanda epilepsi menjadi sangat penting agar masyarakat lebih waspada.
Gejala Epilepsi yang Sering Tidak Dikenali
Ada sejumlah gejala epilepsi yang tidak udah dikenali, diantaranya sebagai berikut:
1. Kesadaran Menurun atau Hilang Secara Tiba-Tiba
Gejala awal yang sering muncul adalah hilangnya kesadaran secara singkat. Penderita mungkin tampak menatap kosong tanpa respons selama beberapa detik. Meskipun terlihat sepele, kondisi ini merupakan salah satu gejala epilepsi yang umum terjadi, khususnya pada epilepsi tipe absence.
Selain itu, penderita biasanya tidak mengingat apa yang terjadi selama episode berlangsung. Jika kondisi ini sering terulang, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan EEG atau konsultasi ke dokter spesialis saraf.
2. Gerakan Tubuh Berulang Tanpa Sadar
Gerakan berulang seperti mengedip cepat, mengunyah tanpa makanan, atau menggerakkan tangan secara otomatis juga merupakan tanda yang patut diwaspadai. Gejala ini termasuk kategori focal seizures, yaitu kejang yang berasal dari satu area otak.
Banyak keluarga atau orang di sekitar penderita tidak menyadari hal ini sebagai bentuk kejang karena bentuknya sangat ringan. Padahal, deteksi dini dapat membantu dokter menelusuri penyebab dan menentukan terapi yang tepat.
3. Perubahan Emosi Secara Mendadak
Beberapa penderita melaporkan merasakan sensasi aneh sebelum terjadi kejang, seperti rasa takut berlebihan, deja vu, atau emosi yang tidak terkendali. Sensasi ini disebut aura, yang sebenarnya merupakan bagian dari kejang itu sendiri.
Perubahan suasana hati yang datang tiba-tiba atau sensasi fisik seperti mual, pusing, atau bau aneh juga dapat menjadi petunjuk penting. Gejala ini kerap salah dimengerti sebagai gangguan kecemasan atau stres biasa.

Pemicu yang Perlu Diwaspadai
Epilepsi dapat muncul tanpa pemicu jelas, namun beberapa faktor diketahui meningkatkan kemungkinan munculnya gejala. Kurang tidur, stres berat, konsumsi alkohol berlebih, dan cahaya berkedip-kedip adalah pemicu umum yang sering ditemui.
Pada beberapa kasus, epilepsi dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu seperti cedera kepala, stroke, atau infeksi pada otak. Karena itu, penderita yang memiliki riwayat medis tersebut perlu lebih waspada terhadap kemungkinan munculnya gejala epilepsi.
Pentingnya Diagnosis Dini dan Pengobatan Tepat
Diagnosis dini epilepsi sangat membantu dalam menentukan jenis kejang dan terapi terbaik. Pemeriksaan seperti EEG, MRI, dan tes darah biasanya diperlukan untuk memastikan penyebabnya. Dengan pengobatan yang tepat, sebagian besar penderita dapat menjalani kehidupan normal.
Selain obat antikejang, perubahan gaya hidup seperti tidur cukup, menghindari stres berlebihan, dan mematuhi jadwal pengobatan sangat berpengaruh dalam mengendalikan gejala. Dukungan keluarga juga merupakan faktor penting dalam membantu penderita menjalani terapi jangka panjang.
Kesimpulan
Mengenali gejala epilepsi sejak dini merupakan langkah penting untuk mencegah kondisi semakin memburuk dan mengurangi risiko komplikasi. Karena tanda-tandanya tidak selalu berupa kejang besar, masyarakat perlu memahami bahwa gejala ringan seperti bengong, gerakan berulang, atau perubahan emosi mendadak juga dapat menjadi indikator awal. Dengan edukasi yang tepat dan akses layanan kesehatan yang memadai, penderita epilepsi dapat lebih cepat mendapatkan penanganan yang sesuai.
Untuk yang ingin melanjutkan pendidikan di STIKES terbaik Balikpapan, STIKes Husada Borneo merupakan salah satu institusi pendidikan yang dapat dipertimbangkan. Kampus ini menyediakan program studi yang sesuai dan mendukung pengembangan wawasan di bidang tersebut. Informasi pendaftaran secara lengkap bisa kamu dapatkan di stikeshb.ac.id atau Instagram @stikeshb.
Sumber
https://www.who.int/health-topics/epilepsy
https://www.cdc.gov/epilepsy/data-research/facts-stats/index.html
https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/kelainan-saraf/epilepsi
Tag:epilepsi, gejala epilepsi, kejang
