
Apa Itu Gangguan Muskuloskeletal? Ini Gejala & Penyebabnya
Gangguan muskuloskeletal kini menjadi perhatian penting dalam dunia kesehatan modern. Banyak orang mengalami nyeri di otot, sendi, atau tulang, namun tidak menyadari bahwa itu bisa jadi bagian dari kondisi serius.
Gejalanya sering muncul diam-diam. Jika diabaikan, bisa menurunkan kualitas hidup dan mengganggu aktivitas harian.
Apa Itu Gangguan Muskuloskeletal?
Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, sendi, ligamen, dan tendon. Fungsinya sebagai penopang tubuh dan penggerak utama dalam setiap aktivitas fisik.
Gangguan pada sistem ini disebut musculoskeletal disorders (MSDs). Nyeri muskuloskeletal didefinisikan sebagai nyeri yang muncul berulang atau terus-menerus dan berkaitan langsung dengan kerusakan tulang, sendi, otot, atau jaringan lunak sekitarnya.
Dalam jurnal Related Musculoskeletal Disorders among Commercial Minibus Drivers in Accra Metropolis, Ghana (Advances in Epidemiology, 2014), disebutkan bahwa secara global, gangguan ini menyumbang sekitar 42–58% dari seluruh penyakit akibat kerja, serta menyerap 40% dari total biaya kesehatan terkait pekerjaan.
Sebuah penelitian oleh Nuryanti Irawati, Gurdani Yogisutanti, dan Neti Sitorus (2020) juga menunjukkan bahwa keluhan muskuloskeletal berhubungan signifikan dengan status gizi (p=0,001), masa kerja (p=0,000), dan sikap kerja (p=0,000). Responden yang mengalami gangguan ini sebagian besar memiliki postur kerja berisiko dan tergolong gemuk, serta memiliki masa kerja di bawah lima tahun.
Gejala Umum yang Perlu Diwaspadai
Gangguan muskuloskeletal sering kali tidak langsung terdeteksi karena gejalanya menyerupai kelelahan biasa. Namun jika muncul terus-menerus, penting untuk mengenali tanda-tanda yang mungkin mengarah pada kondisi ini.
1. Nyeri yang Tidak Kunjung Hilang
Nyeri yang menetap di punggung, leher, bahu, atau lutut bisa menjadi pertanda adanya gangguan muskuloskeletal. Rasa nyeri ini dapat memburuk saat melakukan aktivitas tertentu.
2. Kekakuan Sendi atau Otot
Sulit menggerakkan bagian tubuh tertentu, terutama setelah duduk atau tidur lama, bisa mengindikasikan adanya peradangan atau gangguan otot.
3. Kelelahan Otot yang Tidak Wajar
Cepat lelah meskipun hanya melakukan aktivitas ringan menandakan otot dan sendi tidak bekerja secara optimal.
4. Kram Berulang
Kram di malam hari atau saat beraktivitas sering kali dikaitkan dengan ketidakseimbangan elektrolit maupun ketegangan otot jangka panjang.
5. Penurunan Fleksibilitas
Ketika sendi terasa kaku atau tidak bisa bergerak seluas biasanya, kemungkinan besar sistem penggerak tubuh sedang mengalami tekanan atau peradangan.

Faktor Nutrisi yang Mempengaruhi
Selain postur dan aktivitas fisik, pola makan juga memegang peran penting dalam menjaga kesehatan sistem muskuloskeletal. Kekurangan nutrisi tertentu bisa memperparah gejala atau memperlambat pemulihan.
1. Kekurangan Kalsium dan Vitamin D
Nutrisi ini penting untuk menjaga kekuatan tulang dan mencegah pengeroposan. Defisiensinya bisa mempercepat kerusakan sendi.
2. Asupan Protein Rendah
Protein berperan membangun dan memperbaiki jaringan otot. Tanpa cukup protein, proses penyembuhan gangguan otot melambat.
3. Kekurangan Magnesium dan Kalium
Mineral ini membantu fungsi otot dan saraf tetap stabil. Ketidakseimbangannya bisa memicu kram atau kejang otot.
4. Kurang Cairan
Dehidrasi bisa memengaruhi kelenturan otot dan meningkatkan risiko cedera muskuloskeletal ringan.
5. Pola Makan Tinggi Lemak Jenuh
Lemak jenuh berlebih dapat memperparah peradangan dalam tubuh, termasuk di area persendian dan otot.
Pola makan bergizi seimbang dapat membantu mencegah dan mengelola gangguan muskuloskeletal. Gizi yang tepat bukan hanya soal makanan, tapi juga perlindungan terhadap sistem gerak.
Jika kamu ingin mempelajari lebih jauh tentang bagaimana gizi memengaruhi sistem tubuh, termasuk tulang dan otot, kamu bisa mempertimbangkan kuliah ilmu gizi Palangkaraya, STIKes Husada Borneo. Di sana, kamu akan belajar bagaimana nutrisi mendukung kesehatan masyarakat secara ilmiah dan aplikatif.
Informasi pendaftaran secara lengkap bisa kamu dapatkan di stikeshb.ac.id atau Instagram @stikeshb.
Sumber: https://sjm-fk.ejournal.unsri.ac.id/index.php/UnsriMedJ/article/download/60/63/62
https://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE/article/download/15637/pdf/87253