
ICD 10 Anemia Gravis: Klasifikasinya dalam Diagnosis
ICD 10 anemia gravis adalah topik penting dalam dunia medis, terutama bagi tenaga kesehatan yang menangani kasus anemia berat. Pemahaman yang tepat sangat berpengaruh pada keputusan diagnosis dan terapi.
Karenanya, artikel ini membahas klasifikasi anemia gravis dalam sistem ICD-10 serta implikasinya dalam proses diagnosis medis. Yuk, pahami lebih dalam agar proses identifikasi dan penatalaksanaan pasien bisa berjalan lebih tepat dan efisien.
Apa Itu Anemia Gravis?
Anemia gravis adalah bentuk anemia berat yang ditandai kadar hemoglobin ≤ 7 g/dL selama minimal tiga bulan (Tramuz & Jereb et al., 2018). Kondisi ini dapat membahayakan jiwa bila tidak ditangani segera.
Penyebab utamanya adalah penghancuran sel darah merah yang terjadi cepat dan masif. Ini mengganggu suplai oksigen ke jaringan tubuh.
Kondisi ini lebih sering muncul pada anak-anak, baik secara akut maupun kronis. Anemia kronis bisa berasal dari IDA, sickle cell anemia, talasemia, spherocytosis, anemia aplastik, hingga leukemia.
Beberapa infeksi seperti TBC dan malaria juga bisa memicu anemia berat. Cacingan kronis turut memperburuk situasi, terutama pada daerah dengan akses gizi terbatas.
Gejala yang muncul bisa cukup berat, mulai dari kebingungan, penurunan kesadaran, hingga koma. Sistem kardiovaskular dan pernapasan pun bisa terganggu.

Kode ICD 10 untuk Anemia Gravis
Pemahaman tentang klasifikasi ICD 10 anemia gravis sangat penting untuk memastikan diagnosis tercatat secara akurat. Meskipun tidak memiliki kode spesifik, kondisi ini tetap dapat diidentifikasi melalui beberapa kode yang relevan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahannya.
Tidak Ada Kode Spesifik untuk “Anemia Gravis”
Meskipun icd 10 anemia gravis tidak memiliki kode tunggal, klasifikasinya tetap diatur dalam sistem ICD-10 secara umum. Hal ini penting untuk dicatat saat menyusun rekam medis pasien.
Anemia gravis merujuk pada kondisi anemia berat yang membutuhkan transfusi darah. Diagnosis ini bukan entitas tersendiri, melainkan cerminan dari keparahan.
Kode Umum: D64.9
Kode D64.9 (Anemia, unspecified) dipakai saat penyebab anemia belum dapat dipastikan. Ini menjadi pilihan sementara sambil menunggu hasil laboratorium lanjutan.
Penggunaan kode ini memungkinkan pencatatan awal untuk pengawasan dan rujukan spesialis. Revisi kode bisa dilakukan setelah etiologi diketahui.
Kode Terkait Lainnya
Jika penyebabnya sudah diketahui, kode bisa lebih spesifik. Misalnya, D50 untuk anemia defisiensi besi atau D56 untuk talasemia.
Kode tambahan seperti Z51.3 (transfusi darah) bisa dicantumkan bila pasien menjalani terapi transfusi. Ini penting dalam laporan statistik rumah sakit.
Implikasi dalam Diagnosis dan Perawatan
Identifikasi kode ICD yang sesuai membantu mempercepat rujukan dan penatalaksanaan. Pasien anemia gravis seringkali membutuhkan terapi segera.
Kesalahan kode bisa berdampak pada klaim asuransi atau keputusan perawatan. Di sinilah pentingnya tenaga rekam medis yang terlatih.
ICD 10 anemia gravis memang tidak memiliki kode tunggal, namun dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab atau tingkat keparahannya. Penggunaan kode seperti D64.9 sangat membantu dalam proses diagnosis awal.
Tenaga kesehatan dituntut paham akan sistem pengkodean ini. STIKes Husada Borneo hadir sebagai institusi yang membekali lulusannya dengan keterampilan pengkodean medis yang tepat guna menghadapi tantangan klinis nyata.
Jika Anda tertarik berkontribusi dalam dunia rekam medis, pertimbangkan untuk mendaftar jurusan rekam medis Kalimantan di STIKes Husada Borneo. Kunjungi stikeshb.ac.id dan follow Instagram @stikeshb untuk informasi pendaftaran secara lengkap!
Sumber: http://eprints.stikes-notokusumo.ac.id/611/3/3220213710_Anisa%20Okta%20Viani-%20bab%20II.pdf