
7 Ciri Ciri Depresi Ringan, Mahasiswa Perlu Waspada
Ciri ciri depresi sering kali tidak disadari, terutama jika gejalanya tergolong ringan. Ini karena tanda-tandanya bisa menyerupai kelelahan biasa atau sekadar suasana hati yang buruk. Padahal, depresi ringan tetap dapat memengaruhi keseharian seseorang, termasuk mahasiswa yang harus menghadapi tekanan akademik dan sosial.
Artikel ini membahas apa itu depresi, bagaimana mengenali gejala awalnya, serta kapan seseorang sebaiknya mencari bantuan profesional. Mahasiswa perlu memahami ciri-ciri ini agar bisa menjaga kesehatan mental dan menghindari dampak negatif yang lebih besar.
Apa Itu Depresi?
Menurut Iyus Yosep (2007), depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa yang memengaruhi perasaan atau mood seseorang. Gejalanya meliputi kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah hidup, merasa tidak berdaya, hingga munculnya perasaan bersalah dan putus asa.
Depresi sendiri dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, mulai dari ringan, sedang, hingga berat. Pada tingkat ringan, gejalanya mungkin tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi tetap bisa berdampak pada kualitas hidup.
Mengenal Ciri Depresi Ringan
Depresi ringan tidak selalu tampak jelas. Seseorang mungkin tetap beraktivitas seperti biasa, tetapi merasakan perubahan dalam mood atau motivasi. Kadang, mereka berpikir bahwa mereka hanya lelah atau sedang mengalami hari yang buruk.
Beberapa orang juga mampu menyembunyikan gejala ini, yang disebut dengan smiling depression. Mereka terlihat baik-baik saja di mata orang lain, tetapi sebenarnya sedang berjuang menghadapi emosi negatif. Jika kondisi ini berlangsung selama dua minggu atau lebih tanpa membaik, ada baiknya mencari bantuan medis.
Seorang profesional kesehatan akan mengevaluasi beberapa gejala utama untuk menentukan tingkat keparahan depresi. Diagnosis depresi ringan dapat ditegakkan jika seseorang mengalami lima dari sembilan gejala berikut selama dua minggu berturut-turut:
- Perasaan sedih, hampa, atau putus asa.
- Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai.
- Perubahan berat badan dan nafsu makan.
- Gangguan pola tidur, bisa sulit tidur atau tidur berlebihan.
- Perubahan pola gerakan, menjadi lebih lambat atau lebih gelisah.
- Mudah lelah dan kehilangan energi.
- Merasa tidak berharga, bersalah, atau malu berlebihan.
- Kesulitan berkonsentrasi, mengingat sesuatu, atau mengambil keputusan.
- Munculnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau keinginan mengakhiri hidup.

Selain itu, ada beberapa gejala tambahan yang mungkin tidak termasuk dalam kriteria formal tetapi tetap bisa terjadi, seperti:
- Mudah marah dan tersinggung.
- Sering menangis tanpa alasan yang jelas.
- Menjauh dari lingkungan sosial.
- Merasa emosional dan sulit mengendalikan perasaan.
- Sensasi seakan-akan tubuh sedang tidak fit.
Jika seseorang hanya mengalami beberapa dari gejala di atas dalam tingkat ringan dan masih dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, maka kemungkinan besar depresi yang dialami masih dalam kategori ringan. Mereka mungkin tetap bisa belajar atau bekerja, meskipun dengan usaha yang lebih besar daripada biasanya.
Namun, meskipun tergolong ringan, depresi tetap memerlukan perhatian. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi lebih parah dan berdampak lebih besar pada kehidupan sehari-hari.
Kapan Harus Mencari Bantuan?
Jika merasa beberapa gejala di atas berlangsung terus-menerus dan mulai mengganggu keseharian, penting untuk mempertimbangkan berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental. Semakin cepat mendapatkan bantuan, semakin mudah mengelola dan mengatasi depresi sebelum menjadi lebih parah.
Mahasiswa yang mengalami tekanan akademik tinggi dan mulai merasakan tanda-tanda depresi ringan sebaiknya tidak ragu untuk mencari dukungan, baik dari teman, keluarga, atau tenaga profesional. Lingkungan kampus yang sehat dan suportif juga berperan dalam membantu mahasiswa menjaga kesehatan mentalnya.
Sebagai salah satu STIKes terbaik Kalimantan, STIKes Husada Borneo turut mendukung kesejahteraan mental mahasiswa dengan memberikan edukasi dan akses informasi seputar kesehatan mental.
Bergabunglah bersama STIKes Husada Borneo dengan mengunjungi stikeshb.ac.id untuk mendapatkan informasi lengkap tentang jurusan dan pendaftaran. Follow juga @stikeshb di Instagram untuk update menarik seputar dunia kesehatan dan pendidikan!
Sumber: