Keping Darah: Definisi, Fungsi, dan Cara Kerja
Keping darah adalah salah satu komponen penting dalam sistem peredaran darah manusia. Meski ukurannya kecil, komponen ini memiliki peran besar dalam melindungi tubuh.
Artikel ini akan membahas definisi, fungsi, dan cara kerja keping darah dalam tubuh. Pengetahuan ini akan membantumu memahami peran penting komponen ini dalam menjaga kesehatan dan melindungi tubuh dari risiko perdarahan serta infeksi.
Definisi Keping Darah
Keping darah sering disebut juga dengan istilah Trombosit. Menurut Endro Andriyanto (2011) keping darah adalah fragmen kecil yang berasal dari megakariosit, yaitu sel besar yang terdapat di sumsum tulang.
Tidak seperti sel darah merah atau sel darah putih, keping darah tidak memiliki inti sel. Meski begitu, fungsi biologisnya sangat vital, terutama dalam proses hemostasis, yaitu mekanisme penghentian perdarahan.
Ketika pembuluh darah mengalami kerusakan, keping darah segera merespons untuk membentuk sumbatan sementara di area yang terluka. Tanpa keping darah, luka kecil sekalipun dapat menyebabkan perdarahan yang sulit dihentikan.
Fungsi Keping Darah
Keping darah memiliki berbagai fungsi yang sangat penting bagi tubuh, antara lain:
1. Menghentikan Perdarahan (Hemostasis)
Fungsi utama keping darah adalah membantu menghentikan perdarahan. Saat pembuluh darah terluka, keping darah berkumpul di lokasi cedera untuk membentuk sumbatan awal.
2. Mendukung Pembentukan Jaringan Baru
Setelah sumbatan terbentuk, keping darah bekerja sama dengan protein seperti fibrin untuk mempercepat regenerasi jaringan baru, sehingga luka lebih cepat sembuh.
3. Melindungi Tubuh dari Infeksi
Dengan menutup luka dengan cepat, keping darah mencegah bakteri atau virus masuk ke tubuh melalui luka terbuka.
4. Menjaga Stabilitas Sistem Peredaran Darah
Keping darah memastikan darah tetap berada di dalam pembuluh dan membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.
5. Mendukung Sistem Imun
Penelitian menunjukkan bahwa keping darah juga berinteraksi dengan sel-sel imun tubuh, membantu melawan infeksi saat ada kerusakan jaringan atau pembuluh darah.
Cara Kerja Keping Darah
Proses kerja keping darah dimulai saat pembuluh darah mengalami luka atau cedera. Tubuh secara otomatis mengirimkan sinyal yang memanggil keping darah ke lokasi kerusakan.
Komponen ini kemudian menempel pada dinding pembuluh darah yang terluka dan mulai membentuk agregasi atau kumpulan keping darah.
Setelah itu, keping darah melepaskan zat kimia seperti ADP (adenosin difosfat) dan tromboksan yang menarik lebih banyak keping darah ke lokasi luka.
Keping-keping darah saling melekat dengan bantuan protein khusus bernama fibrin yang memperkuat sumbatan hingga darah berhenti mengalir keluar.
Tahap terakhir adalah pembentukan jaringan baru oleh tubuh. Sumbatan yang dibentuk oleh keping darah akan digantikan oleh jaringan pembuluh darah yang telah diperbaiki. Dengan begitu, fungsi pembuluh darah kembali normal.
Gangguan Terkait Keping Darah
Keseimbangan jumlah keping darah sangat penting bagi kesehatan. Jika jumlahnya terlalu sedikit (trombositopenia), tubuh kesulitan menghentikan perdarahan.
Sebaliknya, jika jumlahnya terlalu banyak (trombositosis), dapat terbentuk gumpalan darah yang berisiko menyumbat aliran darah dan menyebabkan masalah serius, seperti stroke atau serangan jantung.
Agar keping darah dapat berfungsi optimal, penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Konsumsi makanan bergizi seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan protein tanpa lemak dapat membantu menjaga fungsi sumsum tulang, tempat produksi keping darah.
Pastikan untuk menjaga pola hidup sehat untuk mendukung kinerja keping darah dan komponen lainnya dalam sistem peredaran darah. Jika Anda berminat berkarir dalam pengelolaan darah di Bank Darah, Anda bisa berkuliah di jurusan D3 Bank Darah Kalsel, STIKes Husada Borneo.
Daftarkan diri Anda melalui stikeshb.ac.id dan ikuti @stikeshb di Instagram untuk update konten menarik lainnya!
Sumber:
https://jurnal.stmikasia.ac.id/index.php/jitika/article/view/141/112