Biaya Kuliah D3 Bank Darah dan Persiapannya
Selain memilih kampus terbaik, salah satu hal yang harus dipersiapkan oleh calon mahasiswa/mahasiswi adalah biaya kuliah. Biaya kuliah tidaklah murah, termasuk biaya kuliah D3 bank darah. Oleh karena itu, penting bagi calon mahasiswa/mahasiswi untuk mengetahui jenis-jenis biaya kuliah sebelum memulai studi di kampus pilihan.
Pendidikan di perguruan tinggi atau kampus tidak hanya membutuhkan keinginan kuat untuk belajar hingga selesai, tetapi juga memerlukan pemahaman tentang jenis-jenis biaya yang harus dibayarkan oleh orang tua selama masa kuliah. Meskipun situasi setiap mahasiswa/mahasiswi mungkin berbeda, tetapi penting untuk mengetahui apa saja yang harus dibayar saat kuliah. Dengan demikian, kita perlu mengetahui berbagai jenis pembayaran kuliah, terutama bagi yang inginkan prodi teknologi bank darah kalsel, baik di kampus negeri atau swasta.
Biaya Kuliah D3 Bank Darah
Dikutip dari berbagai sumber, terdapat tiga jenis biaya kuliah D3 bank darahyang harus diketahui oleh calon mahasiswa/mahasiswi sebelum memulai pendidikan:
1. Uang Pangkal
Biaya masuk kuliah, yang juga dikenal sebagai uang pangkal, dapat memiliki nama resmi yang berbeda-beda. Beberapa istilah yang digunakan adalah Uang Kuliah Awal, Iuran Pengembangan Institusi, Sumbangan Pengembangan Institusi, Biaya Pengembangan Institusi dan Fasilitas, Dana Pengembangan, atau hanya Uang Pangkal saja. Beberapa orang juga menyebutnya sebagai uang gedung atau sumbangan pengembangan.
Uang pangkal juga termasuk biaya kuliah D3 bank darah, dan merupakan salah satu komponen biaya kuliah swasta yang harus dibayar. Namun, perlu diketahui bahwa uang pangkal bukan hanya diterapkan dalam biaya kuliah swasta, tetapi juga dalam beberapa kasus di perguruan tinggi negeri jika mahasiswa masuk melalui Jalur Mandiri.
Rincian biaya kuliah ini biasanya diberikan saat melakukan pendaftaran kuliah dan jumlahnya bervariasi antara universitas, bahkan bisa berbeda antara jurusan yang satu dengan jurusan lain di universitas yang sama. Sebagai contoh, uang pangkal di Jalur Mandiri perguruan tinggi negeri dapat berkisar dari Rp2,5 juta hingga Rp300 juta. Akan tetapi, tidak semua perguruan tinggi negeri menerapkan uang pangkal dalam Jalur Mandiri mereka.
Rincian biaya kuliah pun dapat ditemukan saat melakukan pendaftaran. Uang pangkal biasanya harus dibayarkan sekali di awal, seperti biaya pendaftaran kuliah, sebelum memulai semester pertama. Namun, beberapa kampus, terutama kampus swasta, memperbolehkan mahasiswa untuk membayar uang pangkal secara angsuran hingga mereka lulus kuliah.
2. Uang Kuliah Tunggal (UKT)
Uang Kuliah Tunggal (UKT) sering kali dikenal sebagai uang semesteran. Jumlah UKT yang harus dibayar oleh setiap mahasiswa tidak sama, tetapi ditentukan oleh kampus sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarganya. Saat mahasiswa/mahasiswi mendaftar masuk kuliah, pihak kampus akan mengevaluasi tingkat ekonomi keluarga mahasiswa dan menentukan Kelompok atau Golongan UKT yang sesuai.
Mahasiswa/ mahasiswi dengan keterbatasan ekonomi, yang biasanya mengikuti program KIP-Kuliah, berhak mendapatkan UKT pada Golongan I atau II. Semakin baik keadaan ekonomi keluarga mahasiswa, semakin tinggi golongan UKT yang berarti semakin besar jumlah UKT yang harus dibayar. Rancangan biaya kuliah seperti ini bertujuan sebagai subsidi silang.
UKT diharapkan dapat membantu meringankan biaya kuliah yang harus ditanggung oleh mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi. Selama kuliah, mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi negeri melalui Jalur SNMPTN dan SBMPTN hanya dikenakan UKT sebagai biaya kuliah per semester. Dengan demikian, mahasiswa dapat memperkirakan jumlah biaya kuliah yang harus disiapkan setiap semester.
3. Biaya SKS
Tolok ukur besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di kampus swasta memiliki perbedaan. Sebagai gantinya, nominal UKT di kampus swasta ditentukan oleh jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) yang diambil, yang dikenal sebagai biaya SKS. Pada dasarnya, UKT dan biaya SKS adalah biaya kuliah yang harus dibayarkan setiap semester, tetapi dasar penentuan nominalnya berbeda.
Umumnya, setiap mata kuliah memiliki 2 SKS hingga 4 SKS, dan jumlah maksimal SKS yang dapat diambil setiap semester biasanya 24 SKS. Tentu saja, ketentuan ini berbeda antara satu kampus dengan kampus lainnya. Sebagai contoh, jika kampus yang Anda pilih menentukan biaya per SKS sebesar Rp100.000,00, Anda tinggal mengalikannya dengan jumlah SKS yang diambil.
Jika Anda mengambil 20 SKS, maka total biaya kuliah per semester yang harus Anda bayarkan adalah sebesar Rp2.000.000,00. Karena jumlah SKS ditentukan di awal semester, maka biaya kuliah satu semester di kampus swasta pun masih dapat diperkirakan. Dengan demikian, biaya kuliah yang dibutuhkan juga masih bisa disiapkan.
Kesimpulan
Selain biaya-biaya yang telah disebutkan sebelumnya, masih ada banyak biaya lain yang perlu dipersiapkan, seperti biaya untuk jaket almamater, orientasi akademik, kartu mahasiswa, dan biaya praktikum di jurusan yang memerlukan laboratorium dan peralatan praktikum. Seperti halnya biaya pendaftaran kuliah yang biasanya tertera dengan jelas, seharusnya Anda dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang rincian biaya kuliah yang dikenakan oleh kampus.
Kemudian, Anda juga perlu mengetahui biaya kuliah yang “tidak terlihat”, seperti modul kuliah, buku, fotokopi, tugas kelompok, bahan kuliah, mencetak makalah, dan berbagai hal kecil lainnya yang sebenarnya juga merupakan biaya kuliah. Akan tetapi jika Anda mencari tahu tentang biaya kuliah D3 bank darah dengan prodi teknologi bank darah KalSel, maka STIKes Husada Borneo sangat bersaing dengan kampus sejenis. Dan bagi Anda yang ingin mengetahui informasi selengkapnya, silahkan kunjungi www.stikeshb.ac.id atau laman Instagram STIKes Husada Borneo.