5 Gejala Kekurangan Darah pada Usia Remaja
Kurang darah sering menjadi masalah yang mengganggu remaja, terutama dari sisi kesehatan, konsentrasi belajar, dan aktivitas sehari-hari. Karenanya, memahami gejala kekurangan darah pada remaja sangat penting untuk memastikan penanganan yang cepat dan tepat.
Apa Penyebab Kekurangan Darah?
Kurang darah, atau anemia, adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang cukup untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Salah satu jenis anemia yang umum adalah anemia defisiensi zat besi. Penyebab utamanya meliputi:
1. Kurangnya Asupan Zat Besi
Menurut Kemenkes RI (2016) dan Yuni (2017), kurangnya konsumsi makanan bergizi, seperti protein hewani, sayuran hijau, kacang-kacangan, atau makanan kaya zat besi, dapat menyebabkan anemia.
2. Kehilangan Darah
Kehilangan darah dalam jumlah besar, misalnya saat menstruasi berat, melahirkan, kecelakaan, atau operasi, dapat mengurangi kadar zat besi dalam tubuh.
3. Kehamilan
Ibu hamil sering mengalami anemia karena kebutuhan zat besi meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin. Jika asupan zat besi tidak mencukupi, tubuh menjadi rentan terhadap anemia.
4. Gangguan Penyerapan Zat Besi
Beberapa kondisi medis, seperti penyakit celiac atau operasi pencernaan tertentu, dapat mengganggu penyerapan zat besi dari makanan.
5. Penyakit Kronis atau Infeksi
Penyakit kronis seperti gagal ginjal atau infeksi kronis juga dapat memengaruhi produksi sel darah merah dan kadar zat besi.
Gejala Kekurangan Darah pada Remaja
Sebagian besar remaja mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami anemia, terutama jika gejalanya ringan. Namun, ada beberapa tanda yang umum terjadi:
1. Mudah Lelah dan Kurang Energi
Remaja yang kekurangan darah sering merasa lemas meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Mereka cenderung kehilangan energi untuk menjalani aktivitas harian, seperti belajar atau berolahraga.
2. Sesak Napas
Anemia menyebabkan tubuh kekurangan oksigen karena produksi hemoglobin menurun. Akibatnya, remaja bisa mengalami kesulitan bernapas saat berjalan cepat atau menaiki tangga.
3. Jantung Berdebar-debar
Gejala lain yang sering muncul adalah jantung berdebar lebih cepat dari biasanya, bahkan dalam kondisi istirahat. Ini terjadi karena jantung harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh.
4. Kulit Pucat
Kulit yang lebih pucat dari biasanya, terutama di area wajah, telapak tangan, dan kelopak mata bagian dalam, dapat menjadi salah satu tanda kekurangan darah. Hal ini terjadi karena berkurangnya aliran darah yang membawa oksigen.
5. Sakit Kepala atau Pusing
Anemia juga dapat memicu sakit kepala dan pusing akibat kurangnya oksigen yang sampai ke otak. Kondisi ini bisa membuat remaja sulit berkonsentrasi saat belajar atau melakukan tugas lain.
Jika Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan diagnosis. Selain itu, perbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah, hati, bayam, brokoli, dan kacang-kacangan.
Penting juga untuk menjaga pola hidup sehat, seperti tidur cukup, olahraga teratur, dan mengurangi konsumsi minuman yang menghambat penyerapan zat besi, seperti teh dan kopi.
STIKes Husada Borneo merupakan perguruan tinggi berkualitas di bidang kesehatan yang siap mencetak tenaga profesional. Jurusan Bank Darah Banjarbaru di STIKes Husada Borneo membimbing mahasiswa untuk memahami pentingnya pengelolaan darah yang aman dan berkualitas.
Daftarkan diri Anda melalui stikeshb.ac.id dan ikuti @stikeshb di Instagram untuk update konten menarik lainnya!
Sumber: