4 Penyakit Menular Melalui Tranfusi Darah
Transfusi darah adalah salah satu prosedur medis yang sangat penting, terutama pada situasi darurat atau ketika pasien membutuhkan tambahan darah karena kekurangan. Meski demikian, tetap ada risiko penyakit menular dapat ditularkan melalui darah yang didonorkan.
Penyakit-penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme yang mungkin terkandung dalam darah, seperti virus, bakteri, protozoa, atau parasit. Artikel ini akan membahas penyakit menular yang dapat terjadi melalui transfusi darah serta langkah-langkah pencegahannya.
4 Penyakit Menular Lewat Transfusi Darah
Penyakit menular setelah transfusi darah dapat terjadi karena darah yang terinfeksi dapat mengandung mikroorganisme berbahaya. Berikut adalah beberapa kelompok mikroorganisme yang bisa menyebabkan penularan penyakit melalui transfusi darah:
1. Virus
Virus merupakan salah satu mikroorganisme yang paling sering menyebabkan penyakit menular melalui transfusi darah. Beberapa virus yang bisa ditularkan melalui darah adalah:
- HIV (Human Immunodeficiency Virus): HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan AIDS. Transfusi darah yang terkontaminasi HIV dapat membuat penerima darah tertular dan akhirnya mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh.
- Hepatitis B dan Hepatitis C: Virus hepatitis B (HBV) dan hepatitis C (HCV) dapat menyebabkan peradangan hati yang serius. Penularan melalui transfusi darah yang terinfeksi sering kali tidak terdeteksi hingga bertahun-tahun setelah infeksi terjadi, dan dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah seperti sirosis atau kanker hati.
2. Bakteri
Penularan penyakit akibat bakteri melalui transfusi darah bisa terjadi jika darah yang didonorkan terkontaminasi. Beberapa bakteri yang dapat menyebar lewat transfusi antara lain:
- Syphilis (Treponema pallidum): Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang bisa ditularkan melalui darah terinfeksi. Meskipun penularan syphilis melalui transfusi darah jarang terjadi, tetap ada risiko jika darah tidak diuji dengan benar.
- Yersinia enterocolitica: Bakteri ini sering ditemukan pada transfusi darah yang disimpan terlalu lama. Yersinia dapat menyebabkan infeksi gastrointestinal pada penerima darah.
3. Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme bersel satu yang dapat menyebabkan penyakit menular melalui transfusi darah. Salah satu contoh protozoa yang bisa ditularkan melalui darah adalah Malaria. Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, tetapi juga dapat menyebar melalui transfusi darah. Jika seseorang menerima darah yang terinfeksi parasit malaria, mereka dapat tertular dan mengalami demam, anemia, hingga komplikasi berat.
4. Parasit
Selain protozoa, parasit lain yang bisa ditularkan melalui transfusi darah termasuk Trypanosoma cruzi. Parasit ini menyebabkan penyakit Chagas, yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada jantung dan sistem pencernaan. Penularan melalui transfusi darah dapat terjadi di daerah yang endemik dengan infeksi ini, terutama di Amerika Selatan dan Tengah.
Cara Mencegahnya
Pencegahan penularan penyakit melalui transfusi darah memerlukan upaya serius dalam proses penyaringan dan pengujian darah. Berikut beberapa langkah yang dilakukan untuk mengurangi risiko ini:
Pengujian Darah yang Ketat
Sebelum darah didonorkan, dilakukan serangkaian tes untuk mendeteksi virus, bakteri, protozoa, dan parasit yang mungkin ada dalam darah. Tes untuk HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan sifilis adalah wajib di banyak negara.
Donor yang Tersaring
Calon pendonor darah harus memenuhi kriteria kesehatan yang ketat. Riwayat kesehatan dan perjalanan mereka diperiksa untuk memastikan mereka tidak berisiko membawa penyakit menular. Pendonor yang pernah tinggal di daerah endemik malaria, misalnya, mungkin ditolak untuk mendonorkan darah.
Pengolahan dan Penyimpanan Darah yang Tepat
Darah harus disimpan dengan benar untuk menghindari kontaminasi bakteri. Suhu penyimpanan dan masa simpan yang tepat harus diperhatikan agar bakteri seperti Yersinia enterocolitica tidak tumbuh.
Teknologi Penyaringan Lebih Lanjut
Saat ini, teknologi terus berkembang, termasuk penggunaan metode penyaringan atau pemrosesan darah yang lebih maju, seperti inaktivasi patogen. Teknologi ini dapat membantu mengurangi risiko penularan penyakit yang belum terdeteksi.
Melalui langkah-langkah pencegahan ini, risiko penularan penyakit melalui transfusi darah dapat diminimalkan. Namun, selalu penting bagi petugas kesehatan untuk terus memperbarui teknologi dan prosedur pengujian guna memastikan darah yang didonorkan aman untuk digunakan.
jika Anda tertarik untuk mendalami bidang bank darah yang bertugas mengelola kualitas dan keamanan darah, serta ingin berkontribusi dalam menjaga kesehatan masyarakat, program D3 Bank Darah Martapura, STIKes Husada Borneo adalah pilihan yang tepat. Program ini dirancang untuk mempersiapkan Anda menjadi tenaga ahli yang kompeten dalam bidang bank darah.
Daftarkan diri Anda sekarang juga melalui stikeshb.ac.id atau follow @stikeshb untuk informasi menarik lainnya.
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/4-penyakit-yang-bisa-menular-lewat-darah